Daftar Personil Band Pink Floyd Yang Meraih Kesuksesan Di Inggris

Sejatinya, sebuah band tak akan meraih kesuksesan tanpa kerja keras anggota band itu sendiri. Apalagi grub band adalah satu kesatuan anggota band membangkitkan band dengan berhasil atau tidak, jika salah satu anggota band tidak maksimal mendedikasikan dirinya pastinya tidak dapat optimal meraih kesuksesan. Malahan terdapat banyak masalah yang sulit diselesaikan akibat personilnya tidak kompak.

Daftar Personil Band Pink Floyd Yang Harus Diketahui

Sebagai pecinta band rock asal Inggris, Pink Floyd harus mengetahui nama personilnya. Jika salah satu namanya tidak dikenal maka mengurangi rasa kecintaan anda terhadap band rock tersebut, apalagi band tersebut melegenda dan disukai masyarakat diberbagai daerah. Pastinya butuh perjuangan hebat untuk mencapai kejayaan sehingga semua namanya wajib dikenal, berikut ada daftar personil band Pink Floyd yang harus diketahui, antara lain:

1. Roger Waters
Siapa tak mengenal Roger waters? Dia adalah bagian basis, vokal dan gitar ritme yang kemunculannya selalu dinantikan penggemar. Apalagi lengkungan gitarnya memukau dan berperan aktif membangkitkan semangat penggemar saat konser, ia adalah personil aktif pada tahun 1965 sampai 1985, dan tahun 2005. Dijamin anda menyukai aksinya di atas panggung karena selalu memiliki cara kreatif membahagiakan pengunjung.
Malahan banyak penggemar dari anggota agen sbobet yang terpukau dan menyukai Roger Waters. Tak ayal penggemar saling berasumsi ingin menjadi orang terdekatnya, sayangnya tak semua penggemar mendapatkan tempat terbaik bersama Roger. Misalnya berfoto, mengobrol dan hal lainnya.

2. David Gilmour
Penggemar juga mengidolakan sosok David Gimour yang bertugas sebagai gitar pemimpin dan ritme, vokal, basis dan kibor. Aksinya diatas panggung patut diperhitungkan dan membuat masyarakat bangga karena seakan tak memiliki lelah untuk memainkan pertunjukkan gitarnya yang memukau, walaupun jeda konser Pink Floyd sangat padat tetapi tak menyurutkan semangatnya untuk berkreatifitas. Sementara David berjaya sekitar tahun 1967 sampai 1995, 2005, 2012 sampai 2014.

3. Nick Mason
Sejatinya, personil Band rock Pink Floyd keseluruhan memegang kendali vokal. Namun semua personil memiliki keunikan tersendiri sebagai ciri khas antar personil, seperti halnya dengan Nick Mason yang memiliki permainan drum eksotik dan membuat masyarakat ingin mendengarkan permainan drumnya setiap waktu. Pasalnya Nick memainkan drum dengan jeda yang maksimal sehingga suaranya empuk dan berkarakter. Ia memainkan drum, perkusi dan vokal sekitar tahun 1965, 1995 2005, 2012 sampai 2014.

4. Richard Wright
Richard Wright bertugas memainkan kibor, piano dan organ vokal dengan sangat halus sehingga membuat pengunjung merasakan suasana yang nyaman dan tak ingin konser abnd cepat berlalu. Walaupun termasuk band rock yang membutuhkan keaktifan selalu, Richard dapat mengajak pengunjung selalu aktif selama konser berlangsung.

5. Syd Barrett
Semnetara Syd Barrett bertugas sebagai gitar pemimpin dan ritme vokal yang membius penonton larut dalam pertunjukkan konser Pink Floyd. Dijamin penonton menyukai dan bersorak riang sepanjang pertunjukan konser.

Artikel

Band Hard Rock Asal Inggris Deep Purple

Pinkfloyd-co.com – Deep Purple adalah band hard rock Inggris yang dianggap sebagai pelopor heavy metal dan hard rock modern. Deep Purple, bersama bersama Led Zeppelin dan Black Sabbath,  disebut sebagai “trinitas  hard rock dan heavy metal Inggris berasal dari awal hingga pertengahan 70-an”. Pada tahun 1975, mereka terdaftar di dalam Guinness Book of  Records  sebagai “Band Terkeras di Dunia” untuk tampilan mereka terhadap tahun 1972 di Rainbow Theatre di London, dan udah menjual lebih berasal dari 100 juta album di seluruh dunia.

Band Hard Rock Asal Inggris Deep Purple

Band Hard Rock Asal Inggris Deep Purple –  The Dark Purple Processes adalah karya John Lord, yang di awalnya bermain potman bersama sesama musisi  Chris Curtis dan  produser musik Tony Edwards. John Lord adalah seorang komposer, dan dia menulis beberapa besar lagu ungu-ungu. , dia adalah ruh perjalanan karir band rock histori Nirvana. Pada bulan Desember 1967, Curtis mempekerjakan Neil Christian dan Richie Blackmore untuk membagi Jerman bersama Tentara Salib. Sebelum singgah ke Jerman, Blackmore  bergabung bersama para penjahat dan meneriaki Lord Sutch dan orang-orang barbar.

‘LA Management’ dan ‘Mandrake Route’ dibentuk sepanjang rendezvous pertama antara Blackmore dan GOD. Setelah sebagian saat, bergabunglah menggunakan pemetik Bass Lord dari Pod Bunga, Nick Simper. Lord & Blackmore mempekerjakan Rod Evans & Ian Pace sebagai vokal dan drumer. Disebut prototipe, bunga itu formal diubah jadi ungu pada Maret 1968. Pendahulu

  Deep Purple merupakan karya John Lord, yg pada mulanya bermain pada Potted Man menggunakan sesama musisi Chris Curtis dan calon produser musik Tony Edwards. John Lord adalah penulis lagu & beliau menulis sebagian besar  lagu di Deep Purple dan beliau adalah semangat grup. Pada bulan Desember 1967, Curtis mempekerjakan Rich Blackmore, yg  tengah menguji keberuntungannya menggunakan Neil Christian & Tentara Salib pada Jerman dalam selagi itu. Sebelum

  Jerman, Blackmore bekerja dengan The Outlaws dan Screaming Lord Sutch And The Savages. Lagu “The Address” & “Mandrake Root” digubah menurut rendezvous pertama Blackmore dan Lord. Kami segera bergabung dengan mitra Lord, bassis Nick Simper, pada The Flowerpot Man. Lord & Blackmore mempekerjakan Rod Evans dan Ian Pace menjadi vokal & drumer. Disebut cuma Bundaran, mereka secara formal jadi Deep Purple pada Maret 1968.

Sebelum memilih nama Deep Purple, nama lain direkomendasi sebagai nama grup: “Orpheus”, “Dewa Beton” dan “Sugar Lump”. Richie memberi saran nama “Deep Purple” suatu pagi karena itu adalah judul lagu favorit neneknya, yang menjadi cukup kondang di tahun 1920-an dan menjadi hit oleh Nino Tempo Dan April Stevens pada tahun 1963.

Baca juga : Seputar Band Inggris Irlandia One Direction

 Pada tahun 1969 Simper dan Evans’ Fate tiba-tiba ditendang oleh Blackmore, Lord and Pace. Richty meninggalkan bar untuk mencari pengganti. Akhirnya, dia terkesan bersama dengan dua anggota Episode 6, Ian Gillan dan Roger Glover.

 Deep Purple, bersama dengan bersama dengan Led Zeppelin dan Black Sabbath, dijuluki “trinitas suci  hard rock dan heavy metal Inggris berasal dari awal sampai pertengahan 70-an”. Pada tahun 1975, mereka terdaftar di dalam Guinness Book of  Records  sebagai “Band Terkeras di Dunia” untuk penampilan mereka pada tahun 1972 di Rainbow Theatre di London, dan sudah menjajakan lebih berasal dari 100 juta album di semua dunia.

 Deep Purple berada di peringkat #22 di VH1’s Greatest Hard Rock Artists  dan peringkat #5 di polling “Band Paling Berpengaruh Sepanjang Masa” berasal dari Planet Rock Radio. Grup ini memenangkan Legend Award di World Music Awards. Deep Purple pada tahun 2008 (terutama Blackmore, Lord, Pace,  Gillan, Glover, Coverdale, Evans,  Hughes) dilantik ke dalam Rock and Roll Hall of Fame pada tahun 2016.

Deep Purple disebut-sebut sebagai grup paling keras di dunia dan dikenal oleh semua pemain judi  online. Jadwal kunjungan lanjutan membuat Ritchie Blackmore sangat marah. Alasan untuk mengubah jadwal ini adalah untuk merusak atraksi cahaya yang direncanakan. Di akhir pertunjukan, Blackmore menyanyikan tentang truk luar angkasa,  menghancurkan tiga gitar Guardian Stratocaster, kantor Marshall, dan sebuah kamera video. Total kerugian yang terjadi saat itu adalah sebesar USD 100.000. Sejak

 nama kelompok adalah “Orpheus”, “Dewa Beton” dan “Sugar Benjolan”, nama ungu tua disarankan dari nama lain sebelum memilih nama. Suatu pagi, Richie menyarankan nama “Dark Purple” untuk menghormati lagu favorit neneknya. Lagu ini cukup populer pada tahun 1920-an dan menjadi hit oleh Nino Tempo dan April Steven Group pada tahun 1963.

 Pada tahun 1969, nasib Simper dan Evans tiba-tiba berubah. Lebih hitam, Tuhan. dan pai. Richty masuk ke pub untuk mencari pengganti promosi slot baru. Akhirnya, saya terkesan dengan staf dari dua episode: Ian Gillan dan Roger Glover.

Ungu Tua

 Biografi Ungu tua dikenal karena komposisi dan komposisinya yang sering berubah. Namun, formasi yang paling sukses adalah formasi dua periode  yang meliputi Ian Gillan, Ritchie Blackmore, Ian Pace, John Lord dan Roger Glover, yang beroperasi dari tahun 1969 hingga 1973, 1984 hingga 1989, dan 1992 hingga 1993.  Deep Purple telah menjadi lebih stabil dalam beberapa tahun terakhir. Namun, dengan pengunduran diri John Lord pada tahun 2002, satu-satunya anggota asli Deep Purple, Ian Pace, tetap ada.

 Deep Purple  mencapai kesuksesan internasional pertamanya di awal 70-an, dengan album mereka yang paling sukses termasuk Deep Purple In Rock (1970), Fireball (1971), Machine Head (1972), dan Burn (1974). Beberapa lagu ungu tua terbaik tahun 1970-an telah dirilis. Contohnya termasuk Highway Star, Black Night, Burn, serta Smoke on the Water, yang menjadi hit paling populer Deep Purple dan dianggap sebagai salah satu lagu rock terbaik hingga saat ini. . ..

Daftar Album Deep Purple : The Book of Taliesyn (1968) ,Deep Purple in Rock (1970),Machine Head (1972) ,Perfect Strangers (1984) ,Shades of Deep Purple (1968),Deep Purple (1969),Fireball (1971),Burn (1974),Come Taste the Band (1975),Who Do We Think We Are (1973) ,Stormbringer (1974)

,The House of Blue Light (1987),The Battle Rages On… (1993), Bananas (2003) ,Now What?! (2013),Slaves and Masters (1990) ,Purpendicular (1996),Abandon (1998),Rapture of the Deep (2005),Infinite (2017)

Artikel

Seputar Band Inggris Irlandia One Direction

Pinkfloyd-co.com – One Direction (1D) adalah boy band Inggris Irlandia yang dibentuk di London, Inggris pada th. 2010. Grup ini terdiri dari Niall Horan, Liam Payne, Harry Styles dan Louis Tomlinson. Zayn Malik meninggalkan kelompok pada Maret 2015. Grup ini menandatangani kontrak dengan label rekaman Simon Cowell, Syco Records sehabis finis ketiga di episode ketujuh Kompetisi Vokal Televisi Inggris Faktor X  2010.

Seputar Band Inggris Irlandia One Direction

Seputar Band Inggris Irlandia One Direction – Kesuksesan One Direction di seluruh dunia sudah dipromosikan di lima sarana sosial. Album Up All Night (2011), Take Me Home (2012), Midnight Memories (2013), Four (2014) dan Made in the AM (2015) duduki puncak tangga lagu di sebagian negara dan singel hit juga “What” Makes You Beautiful ” (nomor satu  di UK Singles Chart,  debut terbaik sebagai artis Inggris di  Billboard Hot 100 sejak 1998), “Live While We Are Young”, “Best Song”, “Story of My Life” dan “take me. ” Setelah rilis Four, One Direction menjadi kelompok pertama di dalam peristiwa Billboard 200 AS yang debut di no satu di empat album  pertama mereka. Album ketiga mereka, Midnight Memories, menjadi album terlaris di  dunia pada th. 2013.

One Direction yang dikenal sebagai idola remaja menjadi incaran histeria penggemar. Mereka jalankan 4 tur dunia, 2 di antaranya adalah  stadion. Tur Where We Are  untuk menolong Midnight Memories adalah tur konser paling untung th. 2014, tur  vokal paling untung sepanjang masa, dan tur konser terbesar ke-15 sepanjang masa, membuahkan $290,2. juta (tidak disesuaikan dengan inflasi). Kelompok ini menghentikan kesibukan tanpa batas pada Januari 2016, terlalu mungkin seluruh anggota untuk mengerjakan proyek lain.  Pada th. 2020, kelompok ini sudah menjual total 70 juta rekaman di seluruh dunia, menjadikan mereka tidak benar satu boy band terlaris sepanjang masa.

Grup ini sudah memenangkan nyaris 200 penghargaan, juga 7 Brit Awards, 4 MTV Video Music Awards, 6 Billboard Music Awards, 7 American Music Awards (termasuk Artist of the Year  2014 dan 2015) dan 28 Teen Choice Awards. Pada th. 2013, mereka beroleh kira-kira $75 juta, menjadikan mereka selebriti berpenghasilan tertinggi ke dua di bawah 30 th. menurut Forbes. Grup ini menjadi artis terlaris di dunia pada th. 2013 dan dinobatkan sebagai Artis Rekaman Terbaik Tahun Ini oleh Federasi  Industri Rekaman Internasional. Pada th. 2014, Billboard menamai kelompok itu “Artist of the Year”. Forbes memasang mereka sebagai  selebriti dengan bayaran tertinggi ke-4 di dunia pada th. 2015 dan  ke dua pada th. 2016.

 cerita

 Pada th. 2010, Niall Horan, Zane Malik, Liam Payne, Harry Styles dan Louis Tomlinson mengikuti audisi sebagai nominasi solo untuk episode ketujuh kompetisi vokal televisi Inggris The X Factor. Mereka seluruh gagal untuk maju ke anggota ‘pria’ sepanjang kamp pelatihan, tetapi sebaliknya, mereka membentuk kelompok laki-laki beranggotakan lima orang dan maju ke anggota ‘grup’. Nicole Scherzinger, Hakim Tamu dan Simon Cowell menjelaskan mereka berpikir untuk memulai sebuah band. “Butuh selagi 10 menit untuk memicu mereka menjadi satu kelompok,” kata Cowell pada 2013. Kelompok berikut lantas bersua sepanjang dua minggu untuk saling mengenal dan berlatih. Styles berkunjung dengan nama One Direction. One Direction membawakan lagu kualifikasi “Jury House” dan versi akustik “Torn” sebagai lagu pertama mereka. Cowell lantas menjelaskan bahwa penampilan mereka  “percaya diri, ceria, dan seperti seorang teman.” tidak takut untuk “Selama empat minggu pertama penampilan langsung mereka, ini adalah kontes terakhir mereka. Grup ini dengan cepat menjadi populer di Inggris.  One Direction menempati posisi ketiga dalam kontes, sebuah lagu  yang akan mereka rilis jika mereka memenangkan  X Factor tepat setelah finale.” ‘Forever Young’ bocor secara online. Tak lama kemudian, dikonfirmasi bahwa One Direction telah menandatangani Cowell ke Syco Records seharga £2 juta. Album debut mereka direkam pada Januari 2011 bekerja sama dengan produser RedOne. Ini dimulai ketika saya terbang ke Los Angeles. Angeles ke Buku berlisensi One Direction One Direction: Forever Young, diterbitkan oleh HarperCollins pada Februari 2011, kemudian mencapai nomor satu dalam daftar buku terlaris Sunday Times. Pada bulan yang sama, boy band dan anggota lain dari seri tersebut mengambil bagian dalam X Factor Live Tour. Selama tur, band ini tampil di depan 500.000 orang di seluruh Inggris. Setelah tur  pada April 2011, band ini terus mengerjakan album debut mereka. Rekaman berlangsung di Stockholm, London dan Los Angeles, dengan One Direction bekerja dengan produser Karl Falk, Savan Kotecha, Steve Mack dan Rami Yakub.

 2011–2012: Tetap terjaga sepanjang malam

 Single debut One Direction “What Makes You Beautiful”, dirilis pada September 2011, sukses secara komersial dan internasional. Single ini mencapai nomor satu di UK Singles Chart setelah menjadi single Sony Music Entertainment  paling populer sepanjang masa. Single berikutnya “Gotta Be You” dan “One Thing” memasuki UK Singles Chart Top 10. Pada November 2011, mereka menandatangani kontrak  dengan Columbia Records di Amerika Utara. Steve Barnett, co-chairman Columbia Records, mengatakan kesepakatan dengan One Direction tidak sulit. “Saya hanya berpikir ada kekosongan,  mungkin mereka bisa meraihnya dan menangkapnya.” Pada bulan yang sama, mereka merilis  album studio debut mereka Up All Night di Inggris dan Irlandia. Menarik bagi penonton remaja dan mendapat pujian kritis, album ini menjadi album debut terlaris di Inggris pada tahun 2011. Pada  Desember 2011, mereka meluncurkan tur konser Inggris pertama mereka, Up All Night Tour.  Setelah mendarat di Amerika Serikat pada Februari 2012, One Direction adalah karya pembuka Big Time Rush setelah aktivitas radio dan tur konser Amerika Utara pertama mereka.Setelah putaran pertama All Night Tour, One Direction menampilkan total 16 pertunjukan. . …di bulan yang sama, mereka mengumumkan bahwa panggung Oseania telah ditambahkan ke tur. Mereka pertama kali muncul di televisi Amerika di The Today Show di Rockefeller Center. Sekitar 15.000 penggemar berkumpul di alun-alun. “What Makes You Beautiful” secara resmi dirilis di Amerika Serikat pada bulan yang sama dan memuncak di nomor 28 di Billboard Hot 100, nomor  tertinggi untuk debut artis Inggris sejak  1998. Lagu ini mencapai nomor 4 di US Billboard Hot 100. Pada Juni 2016,  4,8 juta kopi terjual di AS

, dan lebih dari 7 juta kopi terjual di seluruh dunia. ‘Up All Night’ dirilis di seluruh dunia pada bulan Maret, dan One Direction memasuki Guinness Book of World Records dengan menjadi grup Inggris pertama yang  menduduki puncak tangga lagu di Amerika Serikat. Setelah rilis album internasional, ia menduduki puncak tangga lagu di 16 negara. Up All Night juga menjadi album  boy band pertama yang menjual 500.000 kopi digital di Amerika Serikat, dan pada Agustus 2012 album itu telah terjual lebih dari 3 juta kopi di seluruh dunia. Itu adalah album terlaris  ketiga tahun ini di dunia, terjual 4,5 juta kopi. Menyusul kesuksesan album, tur Amerika Utara diumumkan akhir bulan itu.

Baca Juga : Beberapa Band Rock Inggris Terbaik Sepanjang Masa

Tur Up All Night  62 episode menerima ulasan positif baik secara komersial maupun kritis, memuji lagu dan penampilan panggung mereka, dan  terjual habis dalam hitungan menit. Sebuah rekaman live Up All Night:  Live Tour dirilis pada Mei 2012. Selain DVD, yang mencapai nomor satu di tangga lagu di 25 negara, album ini terjual lebih dari 1 juta kopi di seluruh dunia pada Agustus 2012. Diterbitkan di Amerika Serikat pada Mei 2012, buku berlisensi AS pertama Direction, Dare to Dream: Life as One Direction, mencapai nomor satu dalam daftar buku terlaris New York Times. Pada  Juni 2012, Nick Gutfield, Ketua dan CEO Sony Music Entertainment UK, mengumumkan bahwa One Direction berharap dapat mewakili kerajaan bisnis senilai $100 juta pada tahun 2013.  “Apa yang Anda mungkin tidak tahu tentang One Direction adalah bahwa itu sudah mewakili bisnis $ 50 juta, dan kami berharap jumlah itu  berlipat ganda tahun depan,” kata Gatfield. Pada  Agustus 2012,  grup yang menjual lebih dari 8 juta single, 3 juta album, dan 1 juta DVD, mengajukan tawaran ke Rio de Janeiro dengan menyanyikan “What Makes You Beautiful” pada upacara penutupan Olimpiade Musim Panas 2012 di London. Sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2016 di Janeiro, One Direction adalah pemenang terbesar  MTV Video Music Awards 2012, memenangkan tiga nominasi, termasuk Artis Pendatang Baru Terbaik pada 6 September 2012.

 Pada April 2012, sebuah grup Amerika dengan nama yang sama menggugat karena pelanggaran merek dagang. Menurut gugatan, grup Amerika telah menggunakan nama itu sejak 2009, merekam dua album, dan mengajukan  merek dagang  AS pada Februari 2011. Grup AS mengatakan mereka memiliki hak untuk melipatgandakan keuntungan grup Inggris. Kerusakan lebih dari satu juta USD. Gugatan tersebut menuduh bahwa Syco dan Sony Music “memutuskan untuk mengabaikan hak penggugat dan dengan sengaja melanggar” setelah Syco dan Sony Music mengetahui pada awal 2011 bahwa kedua grup tersebut memiliki nama yang sama. Syco Records kemudian menggugat, menunjukkan bahwa sebuah grup Amerika berusaha memanfaatkan kesuksesan One Direction dan bahwa boy band tersebut adalah yang pertama menggunakan nama itu dalam perdagangan antarnegara bagian AS. BBC melaporkan pada September 2012 bahwa kelompok Inggris telah memenangkan pertempuran hukum atas hak untuk mempertahankan nama kelompok. Band Amerika mengubah nama mereka menjadi Uncharted Shores. Perubahan nama diumumkan dalam pernyataan bersama, dan kedua kelompok senang dengan hasilnya.

Bagaimana Band-Band Inggris Mengalahkan Band AS
Artikel

Bagaimana Band-Band Inggris Mengalahkan Band AS

Pinkfloyd-co.com – Apa yang membuat band Inggris sukses di seberang kolam? Terlepas dari bakat dan karisma, ini semua tentang ekonomi dan kerja keras biasa. Greg Kot menjelaskan alasannya.

Sebelum The Beatles memecahkan mop-top mereka, Mersey-Beat bergerak di televisi primetime 50 tahun yang lalu bulan ini, orang Inggris tidak terlihat di kancah musik Amerika. Setelah The Beatles, Anda dapat dimaafkan jika berpikir bahwa band-band Inggris adalah satu-satunya yang penting. The Rolling Stones, The Who, The Kinks, The Animals, dan, ya, bahkan Herman’s Hermits menguasai tangga lagu dan mengubah cara orang Amerika berbicara, berpakaian, dan bergoyang.

Bagaimana Band-Band Inggris Mengalahkan Band AS

Bagaimana Band-Band Inggris Mengalahkan Band AS – Berapa banyak band garasi tahun 60-an dari pantai ke pantai berutang ejekan dan kesombongan mereka ke The Stones and The Animals? Berapa banyak pemain gitar yang mengambil Rickenbackers karena mereka melihat George Harrison memainkannya? Bahkan Dylan terhubung dan mempermalukan folkies setelah Invasi Inggris Mach 1 menyerbu melintasi Atlantik.

Tapi bagaimana dengan invasi Inggris berikutnya? Sejak tahun 60-an, gairah penggemar musik Inggris dan rekan-rekan Amerika mereka hanya sesekali bertepatan. Apakah ini masalah selera? Perbedaan budaya? Kendala bahasa (apakah aksen Cockney dimainkan di Omaha)? Saya berpendapat ini lebih merupakan masalah etos kerja dan ekonomi lama yang sederhana. Banyak hal yang harus dilakukan untuk sebuah band dari luar negeri – bahkan yang sesukses The Beatles – untuk menarik perhatian Amerika.

The Beatles telah mengadopsi suara yang akrab bagi penonton Amerika (gitar Buddy Holly dan Chuck Berry, Everly Brothers, dan harmoni girl-group), dan memberinya sentuhan yang menarik. Memang, John Lennon dan Paul McCartney dengan bebas mengakui bahwa mereka sedang membangun inovasi musik Amerika, dan skeptis bahwa penonton AS akan menganggapnya sepadan dengan pengabdian dan dolar mereka. Tapi mereka punya sesuatu yang lain. The Beatles memadukan bakat mereka dengan media yang paling kuat dari mereka semua pada saat itu. Jaringan televisi primetime dan The Ed Sullivan Show peringkat atas menempatkan mereka langsung ke puluhan juta rumah tangga Amerika. The Fab Four melanjutkan dengan lebih banyak penampilan di TV, film dan tur dan – oh, ngomong-ngomong – musik yang bagus dibawakan dengan karisma dan pesona.

Baca Juga : Biodata Pink Floyd band rock Inggris

Burung dari bulu

Demikian pula, kawanan burung camar synth-pop yang terbang dari Inggris pada awal tahun 80-an memanfaatkan fenomena televisi baru – fajar MTV – untuk memproyeksikan suara dan gambar segar ke ruang keluarga AS. Invasi Inggris Bagian 2 Duran Duran, The Human League, Eurythmics, Culture Club, A Flock of Seagulls semuanya mencetak hit besar yang bersoda dan berpendar, dihias dengan potongan rambut bersudut dan mode Romantis Baru terbaru. Band-band ini adalah tontonan visual sebanyak acara musik, dan MTV menonjolkan glamor mereka di toko kaset dan di tangga lagu AS.

Tanpa media besar Amerika sebagai sekutu dekat mereka, gelombang Brits berikutnya hampir tidak memiliki kesuksesan pendahulu mereka. Lanskap musik yang lebih tersebar di tahun 90-an hanya melihat beberapa band Inggris yang berhasil di Amerika, meskipun sukses besar di dalam negeri. Oasis, band Britpop yang paling dominan, mampu menjual Stadion Wembley di London beberapa kali lipat, tetapi tidak pernah menyamai dominasi itu di Amerika, meskipun single mereka Wonderwall memecahkan Top 10 pada tahun 1996. Kontemporer seperti Blur, Suede dan Pulp bahkan kurang dirayakan di luar negeri.

Anehnya, band rock Inggris paling sukses di Amerika Serikat selama tahun 90-an adalah Bush. Band yang dipimpin oleh Mr. Gwen Stefani, Gavin Rossdale – mencetak album nomor satu di AS (Razorblade Suitcase pada tahun 1996), sesuatu yang tidak pernah mereka lakukan di rumah, dan masing-masing dari lima album mereka terjual jauh lebih baik di Amerika. Tapi kenapa? Bush memiliki suara gitar yang terdistorsi yang menunjukkan versi bubblegum dari band grunge Seattle yang terjual jutaan dolar seperti Nirvana dan Pearl Jam. Mereka bahkan mempekerjakan Steve Albini, insinyur yang bekerja di In Utero Nirvana, untuk merekam Koper Pisau Cukur, dan tidak seperti banyak rekan Inggris mereka, mereka melakukan tur ke AS tanpa henti.

geng pers

Sebagai perbandingan, menerobos di Inggris relatif mudah untuk sebuah band dengan beberapa bakat. Ini adalah negara seukuran Michigan dan dapat dicakup dalam seminggu. Selain itu, media musik Inggris secara tradisional memainkan peran yang lebih aktif dalam membuat atau menghancurkan band; bahkan band-band AS yang sedikit sukses seperti Mudhoney dan Jesus Lizard menemukan kesuksesan di Inggris selama tahun 90-an berkat pemandu sorak pers musik.

Di AS, itu adalah cerita yang berbeda. Pemutaran radio komersial utama hanya disediakan untuk beberapa aksi setiap minggu, dan pers indie lebih menyebar daripada di Inggris. Banyak band luar negeri yang tidak mampu bertahan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk membangun basis penggemar dari North Dakota hingga Louisiana, terutama karena mereka juga bersaing dengan band-band Amerika. “Itu terlalu sulit bagi kebanyakan dari mereka,” kata seorang promotor kepada saya, “terutama setelah diperlakukan seperti bintang di rumah. Mereka merasa seperti memulai dari sini, dan band-band seperti Blur tidak mau melakukan itu.”

Dalam dekade terakhir, kombinasi dari mulut ke mulut internet, tur yang sering dan suara yang akrab telah membantu beberapa band Inggris menerobos di Amerika, terutama Mumford & Sons. Musik akar band bergabung dengan gelombang pembuat hit folk-rock seperti The Lumineers dan Fleet Foxes. Muse telah mencetak tiga album top-10 berturut-turut setelah satu dekade anonimitas relatif di AS berkat komponen kunci lain dari pemasaran milenium baru: melisensikan lagu-lagu mereka ke acara TV dan film seperti serial Twilight. Tidak ada salahnya jika suara mereka membangkitkan band Inggris lain dari masa lalu yang sukses besar di Amerika – Queen.

Seperti The Beatles, Muse bekerja tanpa lelah untuk menjadi band ulung yang bisa membawakan musik live. Mereka melakukan tur Amerika secara teratur meskipun kesulitan ekonomi dan memperluas audiens mereka dengan menulis lagu yang membawa mereka ke bioskop dan di TV. Agar band-band Inggris menjadi besar di AS, banyak yang harus bersedia untuk memulai dari yang kecil dan mengatasi kesulitan ekonomi, ketidakpedulian media besar, dan berbulan-bulan perjalanan dengan van dan bus yang sempit ke klub mana pun yang akan memilikinya. Tidak heran banyak yang gagal. Ini mungkin sedikit kenyamanan bagi banyak grup Inggris yang kurang dihargai, tetapi sebagian besar band Amerika gagal karena alasan yang sama persis.

Biodata Pink Floyd band rock Inggris
Sejarah

Biodata Pink Floyd band rock Inggris

Pinkfloyd-co.com – Pink Floyd adalah band rock Inggris yang dibentuk di London pada tahun 1964. Mendapatkan pengikut awal sebagai salah satu grup psikedelik Inggris pertama, mereka dibedakan karena komposisi mereka yang diperluas, eksperimen sonik, lirik filosofis, dan pertunjukan langsung yang rumit. Mereka menjadi band terkemuka dari genre rock progresif, disebut oleh beberapa orang sebagai band rock progresif terbesar sepanjang masa.

Biodata Pink Floyd band rock Inggris

Biodata Pink Floyd band rock Inggris – Pink Floyd didirikan pada tahun 1964 oleh Syd Barrett (gitar, vokal), Nick Mason (drum), Roger Waters (gitar bass, vokal), Richard Wright (keyboard, vokal) dan Bob Klose (gitar); Klose berhenti pada tahun 1965. Di bawah kepemimpinan Barrett, mereka merilis dua single charting dan album debut yang sukses The Piper at the Gates of Dawn (1967). Gitaris dan vokalis David Gilmour bergabung pada Desember 1967; Barrett pergi pada April 1968 karena kesehatan mental yang memburuk. Waters menjadi penulis lirik utama dan pemimpin tematik, merancang konsep di balik kesuksesan puncak band dengan album The Dark Side of the Moon (1973), Wish You Were Here (1975), Animals (1977) dan The Wall (1979). Film musikal berdasarkan The Wall, Pink Floyd – The Wall (1982), memenangkan dua BAFTA Awards.

Setelah ketegangan pribadi, Wright meninggalkan Pink Floyd pada 1979, diikuti oleh Waters pada 1985. Gilmour dan Mason melanjutkan sebagai Pink Floyd, kemudian bergabung kembali dengan Wright. Band ini menghasilkan dua album lagi—A Momentary Lapse of Reason (1987) dan The Division Bell (1994)—dan melakukan tur untuk mendukung kedua album tersebut sebelum memasuki periode tidak aktif yang lama. Pada tahun 2005, semua kecuali Barrett bersatu kembali untuk penampilan satu kali di acara kesadaran global Live 8. Barrett meninggal pada tahun 2006, dan Wright pada tahun 2008. Album studio Pink Floyd terakhir, The Endless River (2014), didasarkan pada materi yang belum pernah dirilis. dari sesi rekaman Division Bell.

Pada tahun 2013, Pink Floyd telah menjual lebih dari 250 juta rekaman di seluruh dunia, menjadikannya salah satu artis musik terlaris sepanjang masa. Wish You Were Here, The Dark Side of the Moon, dan The Wall adalah salah satu album terlaris sepanjang masa, dan dua yang terakhir telah dilantik ke dalam Grammy Hall of Fame. Empat album band menduduki puncak Billboard 200 AS, dan lima album mereka menduduki puncak Tangga Album Inggris. Singel hit termasuk “See Emily Play” (1967), “Money” (1973), “Another Brick in the Wall, Part 2” (1979), “Not Now John” (1983), “On the Turning Away” (1987) ) dan “Harapan Tinggi” (1994). Band ini juga menyusun beberapa skor film. Mereka dilantik ke dalam Hall of Fame Rock and Roll AS pada 1996 dan Hall of Fame Musik Inggris pada 2005. Pada 2008, Raja Carl XVI Gustaf dari Swedia menghadiahkan Pink Floyd dengan Polar Music Prize atas kontribusi mereka pada musik modern.

Baca Juga : Jejak Gitaris Syd Barret Yang Ada Pada Band Pink Floyd

Pembentukan

Roger Waters dan Nick Mason bertemu saat belajar arsitektur di London Polytechnic di Regent Street. Mereka pertama kali bermain musik bersama dalam sebuah grup yang dibentuk oleh Keith Noble dan Clive Metcalfe, sesama siswa di sekolah tersebut. dengan saudara perempuan Noble, Sheilagh. Richard Wright, sesama mahasiswa arsitektur. bergabung akhir tahun itu, dan grup tersebut menjadi sextet, Sigma 6. Waters memainkan gitar utama, drum Mason, dan gitar ritme Wright (karena jarang ada keyboard yang tersedia. Band ini tampil di acara pribadi dan berlatih di ruang minum teh di basement Regent Street Polytechnic. Mereka membawakan lagu-lagu oleh para Pencari dan materi yang ditulis oleh manajer dan penulis lagu mereka, sesama siswa Ken Chapman.

Pada bulan September 1963, Waters dan Mason pindah ke sebuah flat di 39 Stanhope Gardens dekat Crouch End di London, yang dimiliki oleh Mike Leonard, seorang tutor paruh waktu di Hornsey College of Art dan Regent Street Polytechnic di dekatnya. Mason pindah setelah tahun akademik 1964, dan gitaris Bob Klose pindah selama September 1964, mendorong Waters beralih ke bass. Abdabs, Leonard’s Lodgers, dan Spectrum Five, sebelum menetap di Tea Set.[9][nb 4] Pada tahun 1964, saat Metcalfe dan Noble pergi untuk membentuk band mereka sendiri, gitaris Syd Barrett bergabung dengan Klose and Waters di Stanhope Gardens. . Barrett, dua tahun lebih muda, pindah ke London pada tahun 1962 untuk belajar di Camberwell College of Arts. Waters dan Barrett adalah teman masa kecil; Waters sering mengunjungi Barrett dan melihatnya bermain gitar di rumah ibu Barrett. Mason berkata tentang Barrett: “Dalam periode ketika semua orang bersikap dingin dengan cara yang sangat remaja dan sadar diri, Syd tidak mengikuti mode; ingatan abadi saya tentang pertemuan pertama kami adalah fakta bahwa dia repot-repot untuk datang dan memperkenalkan dirinya kepada saya .

Noble dan Metcalfe meninggalkan Tea Set pada akhir 1963, dan Klose memperkenalkan band kepada penyanyi Chris Dennis, seorang teknisi di Royal Air Force (RAF. Pada bulan Desember 1964, mereka mendapatkan waktu rekaman pertama mereka, di sebuah studio di West Hampstead, melalui salah satu teman Wright, yang membiarkan mereka menggunakan waktu luang. Wright, yang sedang istirahat dari studinya, tidak berpartisipasi dalam sesi tersebut. Ketika RAF menugaskan Dennis sebuah pos di Bahrain pada awal 1965, Barrett menjadi frontman band. Belakangan tahun itu, mereka menjadi band tetap di Countdown Club dekat Kensington High Street di London, di mana dari larut malam hingga dini hari mereka bermain tiga set masing-masing 90 menit. Selama periode ini, didorong oleh kebutuhan grup untuk memperpanjang set mereka untuk meminimalkan pengulangan lagu, band ini menyadari bahwa “lagu dapat diperpanjang dengan solo yang panjang”, tulis Mason. Setelah tekanan dari orang tuanya dan saran dari tutor kuliahnya, Klose keluar dari band pada pertengahan 1965 dan Barrett mengambil alih gitar utama. Grup ini pertama kali menyebut diri mereka sebagai Pink Floyd Sound pada akhir tahun 1965. Barrett menciptakan nama tersebut secara mendadak ketika dia menemukan bahwa band lain, juga disebut Tea Set, akan tampil di salah satu pertunjukan mereka. Nama ini berasal dari nama yang diberikan dari dua musisi blues yang rekaman blues Piedmont yang dimiliki Barrett dalam koleksinya, Pink Anderson dan Floyd Council.

Pada tahun 1966, repertoar grup sebagian besar terdiri dari lagu-lagu ritme dan blues dan mereka mulai menerima pemesanan berbayar, termasuk pertunjukan di Marquee Club pada bulan Desember 1966, di mana Peter Jenner, seorang dosen di London School of Economics, memperhatikan mereka. Jenner terkesan dengan efek sonik yang diciptakan Barrett dan Wright, dan dengan rekan bisnis dan temannya Andrew King menjadi manajer mereka. Pasangan ini memiliki sedikit pengalaman dalam industri musik dan menggunakan warisan King untuk mendirikan Blackhill Enterprises, membeli instrumen dan perlengkapan baru senilai sekitar £1.000 (setara dengan £19.000 pada tahun 2020) untuk band.[nb 7] sekitar waktu ini Jenner menyarankan agar mereka membuang bagian “Suara” dari nama band mereka, sehingga menjadi Pink Floyd] Di bawah bimbingan Jenner dan King, grup ini menjadi bagian dari kancah musik bawah tanah London, bermain di tempat-tempat termasuk All Saints Hall dan Marquee. Saat tampil di Countdown Club, band ini telah bereksperimen dengan perjalanan instrumental yang panjang, dan mereka mulai mengembangkannya dengan pertunjukan cahaya yang belum sempurna namun efektif, yang diproyeksikan oleh slide berwarna dan lampu domestikHubungan sosial Jenner dan King membantu mendapatkan liputan terkemuka band di Financial Times dan sebuah artikel di Sunday Times yang menyatakan: “Pada peluncuran majalah baru IT malam itu, sebuah grup pop bernama Pink Floyd memainkan musik yang mendebarkan sementara serial bentuk berwarna aneh muncul di layar besar di belakang mereka … tampaknya sangat psikedelik

Pada tahun 1966, band ini memperkuat hubungan bisnis mereka dengan Blackhill Enterprises, menjadi mitra setara dengan Jenner dan King dan anggota band masing-masing memegang seperenam bagian. Pada akhir 1966, set mereka memasukkan lebih sedikit standar R&B dan lebih banyak karya asli Barrett, banyak di antaranya akan dimasukkan di album pertama mereka.Meskipun mereka telah meningkatkan frekuensi penampilan mereka secara signifikan, band ini masih belum diterima secara luas. Setelah pertunjukan di klub pemuda Katolik, pemiliknya menolak untuk membayar mereka, dengan alasan bahwa penampilan mereka bukan musik. Ketika manajemen mereka mengajukan gugatan di pengadilan klaim kecil terhadap pemilik organisasi pemuda, hakim setempat menguatkan keputusan pemilik. Band ini jauh lebih baik diterima di UFO Club di London, di mana mereka mulai membangun basis penggemar. Penampilan Barrett sangat antusias, “melompat-lompat … kegilaan … improvisasi … [terinspirasi] untuk melewati keterbatasannya dan masuk ke area yang … sangat menarik. Yang tidak bisa dilakukan orang lain”, tulis penulis biografi Nicholas Schaffner

Berbagai Album Terbaik Yang Dimiliki Oleh Band Pink Floyd
Artikel

Berbagai Album Terbaik Yang Dimiliki Oleh Band Pink Floyd

pinkfloyd-co – Terdapat 4 tahap berlainan dalam karir Pink Floyd. Yang awal merupakan band yang dipandu Syd- Barrett, yang bersuatu pada akhir 1965 serta cuma bertahan sepanjang 3 single serta satu album saat sebelum Barrett bubar pada akhir 1967 serta terdesak meninggalkan band. Serta untuk beberapa orang, Pink Floyd selesai pada titik ini. Kemudian terdapat Pink Floyd yang mengutip potongan- potongan serta menghabiskan 5 tahun mencoba- coba buat arah yang sesuai, saat sebelum Bagian Hitam Bulan jadi supernova serta mengganti kodrat mereka serta merancang balik era depan mereka. Sehabis 5 album yang amat berhasil terus menjadi didominasi oleh Roger Waters, seluruhnya sirna dengan marah asam di dini tahun 80- an.

Berbagai Album Terbaik Yang Dimiliki Oleh Band Pink Floyd – Serta setelah itu terdapat yang jadi tahap ketiga, sehabis Pink Floyd didapat ganti oleh gitaris David Gilmour( yang mengambil alih Syd Barrett) serta dikembalikan ke posisi favorit mereka dalam jenjang rock. Tahap keempat yang telanjur tiba pada tahun 2015, 20 tahun sehabis banyak orang berasumsi kalau Gilmour sudah memberhentikan band, dengan dirilisnya The Endless River, suatu rekor yang bagi si gitaris dengan cara pasti men catat akhir dari ekspedisi Pink Floyd. Selama itu seluruh, Pink Floyd sudah menjaga bukti diri industri sembari senantiasa anonim dengan cara orang; diragukan apakah Kamu hendak mengidentifikasi badan band di jalur– suatu yang cuma menaikkan misteri mereka. Ini merupakan album terbaik Pink Floyd.

Berbagai Album Terbaik Yang Dimiliki Oleh Band Pink Floyd

Berbagai Album Terbaik Yang Dimiliki Oleh Band Pink Floyd

1. The Dark Side Of The Moon (1973)
Salah satu album rock sangat sempurna yang sempat direkam, The Dark Side Of The Moon buatan Pink Floyd merupakan rancangan ambisius serta inovatif yang setelah itu jadi klasik kekal. Berjudul sekeliling titik berat kehidupan modern serta kegilaan yang bisa diprovokasi, suara energik rekaman menguatkan lukisan kontras lagu: dari paranoia On The Run sampai requiem menggoda ialah The Great Gig In The Sky.

Akibatnya bertambah dengan mengaitkan dampak suara, kerap diintegrasikan ke dalam lagu– berisik pikuk jam di dini Durasi; gemerincing bunyi memekik yang membuka Duit. The Dark Side Of The Moon merupakan album yang diukur dengan teliti yang menginginkan banyak usaha buat buatnya, namun hasilnya mempunyai gairah yang sedang mempunyai daya buat menggetarkan.

2. Wish You Were Here (1975)
Dengan cara lembut, menjajaki The Dark Side Of The Moon merupakan peluang yang menyeramkan. Tetapi, dengan Wish You Were Here, Pink Floyd menanggapi tantangan itu. Apa yang kurang dalam gairah album itu lebih dari semata- mata menebus dengan ketegangan yang teratasi, yang teruji dari kibor serta gitar pembuka yang cepat yang menghampar sampai titik puncaknya saat sebelum luncurkan arpeggio 4 bunyi David Gilmour yang bagus. Shine On You Crazy Diamond membuka serta menutup album: suatu ceramah buat makhluk halus Syd Barrett, serta itu merupakan lagu terbaik yang ditulis band tanpa ia. Welcome To The Machine yang runcing serta Have A Cigar yang sinis menggila melawan sistem, sedangkan melankolis dari judul yang ada pada lagu menawarkan kontras yang mencolok. Wish You Were Here bisa jadi tidak memiliki pizzazz dari pendahulunya yang populer, namun itu memotong lebih dalam.

3. Meddle (1971)
Album Pink Floyd awal yang mengatakan kemampuan mereka yang sesungguhnya, Meddle mengutip gagasan yang sudah mereka mainkan sepanjang sebagian tahun tadinya serta berikan band rasa bukti diri serta arah. Itu nampak nyata pada trippy One Of These Days, di mana bass hardcore serta dengung dari Roger Waters sediakan batuan bawah berdegub( nyaris dancey- trancey) buat sebagian kilas balik keyboard serta gitar yang telah tertinggal era, ditambah kutipan menyeramkan dari tema Dokter World Health Organization. Ini lebih bebas nampak pada Echoes 23 menit yang epik, yang diawali dengan ping sonar simpel serta dibentuk, lewat serangkaian ilham yang terfragmentasi, ke crescendo yang mewah saat sebelum mengecewakan Kamu dengan halus dengan sinar yang aman. Sebagian sisa album merupakan pengisi, namun Kamu nyaris tidak mengetahuinya. Meddle merupakan suara band yang menyortir era kemudian psikedelik mereka jadi era depan yang berkilau.

Baca Juga : Fakta Tentang Roger Waters Yang Pro Dengan Rusia Untuk Membela Palestina

4. The Piper At The Gates Of Dawn (1967)
Album awal  Pink Floyd merupakan fakta bercelak kejeniusan Syd Barrett, yang menulis nyaris semua adikarya psikedelik ini dari atas kepalanya. Dengan Barrett dibebaskan oleh LSD, lagu- lagunya melambung di karpet fantastis metafisika kosmik( Astronomy Domine, Ayat 24), angan- angan surealis( Matilda Mother, Flaming) serta melirik lagu kanak- kanak yang terhormat( Scarecrow, Bike, The Gnome), dibantu oleh trippy, instrumental technicolor( Interstellar Overdrive, Pow R Toc H). Badan band yang lain merupakan sesama turis yang mau serta sanggup. Album ini senantiasa jadi Mekkah nada buat psychedelia Inggris. Sayangnya buat Syd itu berkembang pendek diiringi oleh kendala saraf.

5. The Division Bell (1994)
Album sanggar salah satunya mereka tahun 1990- an membuat rekor Pink Floyd tanpa Roger Waters. Band yang digawangi David Gilmour, tidak membingungkan, berambisi itu kembali ke Bulan, serta album ini mempunyai kecantikan yang dipelajari dikala band menghidupkan kembali api. Terdapat kedekatan yang gampang berjalan lewat jalan sebab merk bisnis Floyd dengan cekatan digarap balik dengan khasiat teknologi yang lebih bagus. Serta sehabis sebagian dikala melirik lenyap, terdapat sebagian tutur yang berarti melayang lagi, paling utama pada Apa yang Kamu Mau Dari Aku, Memoles melicinkan Apart, Wearing The Inside Out, Lost For Words serta High Hopes. Itu hendak jadi album terakhir mereka sepanjang 21 tahun.

Fakta Tentang Roger Waters Yang Pro Dengan Rusia Untuk Membela Palestina
Artikel

Fakta Tentang Roger Waters Yang Pro Dengan Rusia Untuk Membela Palestina

pinkfloyd-co – Musisi serta penggagas band rock legendaris asal Inggris Pink Floyd, Roger Waters, bukan cuma diketahui selaku musisi profesional dalam mencipta lagu, namun pula diketahui selaku penggerak pemelihara Palestina serta membela Rusia yang kontroversial. Baru- baru ini Roger Waters menghasilkan statment kontroversial mensupport Rusia dalam permasalahan Skripal kala negara- negara Barat mendakwa Rusia di balik serbuan itu, kala beliau menutup rekreasi US+Them di Saint Peterseburg. Selanjutnya ini merupakan beberapa kenyataan, kelakuan serta statment kontroversial Roger Waters yang menguak bagian politik dunianya.

Fakta Tentang Roger Waters Yang Pro Dengan Rusia Untuk Membela Palestina – George Roger Waters (lahir 6 September 1943) adalah seorang penulis lagu, penyanyi, bassis, dan komposer Inggris. Pada tahun 1965, ia ikut mendirikan band rock progresif Pink Floyd. Waters awalnya hanya menjabat sebagai bassis, tetapi setelah kepergian penyanyi-penulis lagu Syd Barrett pada tahun 1968, ia juga menjadi penulis lirik, vokalis pendamping, dan pemimpin konseptual mereka. Pink Floyd mencapai kesuksesan internasional dengan album konsep The Dark Side of the Moon (1973), Wish You Were Here (1975), Animals (1977), dan The Wall (1979). Pada awal 1980-an, mereka telah menjadi salah satu grup yang paling diakui secara kritis dan sukses secara komersial dalam musik populer; pada tahun 2013, mereka telah menjual lebih dari 250 juta album di seluruh dunia. Di tengah perbedaan kreatif, Waters pergi pada 1985 dan memulai perselisihan hukum atas penggunaan nama dan materi band. Mereka menyelesaikan di luar pengadilan pada tahun 1987.

Fakta Tentang Roger Waters Yang Pro Dengan Rusia Untuk Membela Palestina

Fakta Tentang Roger Waters Yang Pro Dengan Rusia Untuk Membela Palestina

Karya solo Waters termasuk album studio The Pros and Cons of Hitch Hiking (1984), Radio K.A.O.S. (1987), Amused to Death (1992), dan Apakah Ini Kehidupan yang Benar-Benar Kita Inginkan? (2017). Pada tahun 2005, ia merilis a Ira, sebuah opera yang diterjemahkan dari libretto tienne dan Nadine Roda-Gils tentang Revolusi Prancis. Pada tahun 1990, Waters menggelar salah satu konser rock terbesar dalam sejarah, The Wall – Live in Berlin, dengan kehadiran 450.000 orang. Sebagai anggota Pink Floyd, ia dilantik ke dalam Hall of Fame Rock and Roll AS pada tahun 1996 dan Hall of Fame Musik Inggris pada tahun 2005. Belakangan tahun itu, ia bersatu kembali dengan rekan seband Pink Floyd, Nick Mason, Richard Wright, dan David Gilmour. untuk acara kesadaran global Live 8, penampilan pertama grup dengan Waters sejak 1981. Dia telah melakukan tur secara ekstensif sebagai aksi solo sejak 1999; dia menampilkan The Dark Side of the Moon secara keseluruhan untuk tur dunianya tahun 2006–2008, dan tur Wall Live tahun 2010–2013 adalah tur dengan pendapatan tertinggi oleh artis solo pada saat itu.

Waters lahir pada 6 September 1943, anak bungsu dari dua bersaudara, dari pasangan Mary (née Whyte; 1913–2009) dan Eric Fletcher Waters (1914–1944), di Great Bookham, Surrey. Ayahnya, putra seorang penambang batu bara dan aktivis Partai Buruh, adalah seorang guru sekolah, seorang Kristen yang taat, dan anggota Partai Komunis. Pada tahun-tahun awal Perang Dunia Kedua, ayah Waters adalah seorang penentang hati nurani yang mengemudikan ambulans selama Blitz. Dia kemudian mengubah pendiriannya tentang pasifisme, bergabung dengan Tentara Teritorial dan ditugaskan ke Batalyon 8, Royal Fusiliers sebagai Letnan Dua pada 11 September 1943. Dia terbunuh lima bulan kemudian pada 18 Februari 1944 di Aprilia, selama Pertempuran Anzio, ketika Roger berusia lima bulan. Dia diperingati di Aprilia dan di Pemakaman Perang Cassino. Pada 18 Februari 2014, Waters meresmikan sebuah monumen untuk ayahnya dan korban perang lainnya di Aprilia, dan diangkat menjadi warga negara kehormatan Anzio. Setelah kematian suaminya, Mary Waters, juga seorang guru, pindah bersama kedua putranya ke Cambridge dan membesarkan mereka di sana. Kenangan awal Waters adalah perayaan Hari V-J.

Baca Juga : Syd Barret Yang Bersinar Dlam Menghidupi Band Pink Floyd

Waters bersekolah di Morley Memorial Junior School di Cambridge dan kemudian Cambridgeshire High School for Boys (sekarang Hills Road Sixth Form College) dengan Syd Barrett, sementara calon gitaris Pink Floyd David Gilmour tinggal di dekat Mill Road dan bersekolah di Perse School. Pada usia 15 tahun, Waters adalah ketua Cambridge Youth Campaign for Nuclear Disarmament (YCND), setelah merancang poster publisitasnya dan berpartisipasi dalam organisasinya. Dia adalah seorang olahragawan yang rajin dan anggota tim kriket dan rugby sekolah menengah yang sangat dihormati. Waters tidak senang di sekolah, dengan mengatakan: “Saya membenci setiap detiknya, selain dari permainan. Rezim di sekolah sangat menindas … anak-anak yang sama yang rentan terhadap intimidasi oleh anak-anak lain juga rentan terhadap intimidasi oleh guru.” Waters bertemu dengan calon anggota pendiri Pink Floyd Nick Mason dan Richard Wright di London di sekolah arsitektur Regent Street Polytechnic (kemudian Universitas Westminster). Waters mendaftar di sana pada tahun 1962, setelah serangkaian tes bakat menunjukkan bahwa dia cocok dengan bidang itu. Dia awalnya mempertimbangkan karir di bidang teknik mesin.

1. Menekan Sesama Musisi Boikot Konser di Israel
Dikutip dari Israel Hayom, 28 Agustus 2018, mantan frontman Pink Floyd ini merupakan seseorang pendukung sangat bunyi Palestina serta atasan aksi buat memboikot Israel dengan cara global. Baru- baru ini beliau membagikan titik berat pada sesama bintang film buat menghapuskan konser yang direncanakan di Israel. Roger Waters ialah salah satu penggagas aksi yang ialah salah satu penggagas BDS( Boycott, Divestment, Sanctions), suatu aksi pendukung Palestina. Baru- baru ini kampanye Waters merupakan memohon biduan Amerika, Lana Del Rey, menghapuskan performa yang dijadwalkan tampak di Pergelaran Meteor di Israel utara pada September. Sebagian hari yang kemudian, Del Rey bernyanyi di Twitter kalau sedangkan ia tidak senantiasa sepakat dengan politik dari seluruh negeri di mana ia melaksanakan, ia biasanya tidak mengutip posisi pada isu- isu politik serta hendak timbul semacam yang direncanakan.” Apa yang dapat aku tuturkan pada Kamu merupakan aku yakin nada itu umum serta wajib dipakai buat memadukan kita,” tweet Del Rey. Catatan Del Rey mengakibatkan atensi penggerak BDS, tercantum Waters. Ia mengantarkan catatan pada Lana Del Rey di Twitter.

” Palestina merupakan suasana yang istimewa sebab tujuan BDS terdapat atas permohonan warga awam Palestina dengan cara totalitas,” catat Waters.” Menghormatinya semacam yang aku, serta banyak yang lain jalani, merupakan aksi politik sokongan buat orang Palestina dalam peperangan mereka buat hak asas orang.” Roger Waters berkata ia berharap Del Rey buat tidak tampak di Pergelaran Meteor, menanya padanya apakah dolar AS yang dibayar oleh pelopor Israel dapat mengambil alih sokongan buat orang Palestina.

2. Bilang Dakwaan Serbuan Senjata Kimia Assad Bohong
Roger Waters mendengungkan agitasi Rusia yang mengklaim kalau White Helmets Suriah, golongan volunter kedokteran, sudah melancarkan serbuan kimia yang sudah mendesak serbuan AS kepada Damaskus. Roger Waters membuat dakwaan sepanjang konser di Barcelona pada 13 April sehabis memublikasikan kalau seseorang pendukung serbuan AS mau berdialog pada orang banyak mengenai serbuan kimia memadamkan.” White Helmets merupakan badan ilegal yang cuma terdapat buat menghasilkan agitasi untuk para jihadis serta teroris,” tutur Waters, semacam dikutip dari Alaraby. co. uk. Pendapat Roger Waters timbul satu hari sehabis serbuan arahan AS menghantam Suriah selaku bayaran atas asumsi pemakaian senjata kimia oleh pemerintahan di kota Douma.

3. Mensupport Rusia dalam Permasalahan Skripal
Dalam suatu tanya jawab dengan surat kabar Rusia, Izvestiya, Roger Waters berkata permasalahan eksperimen pembantaian Skripal selaku” omong kosong”.” Kalau serbuan kepada Skripal itu omong kosong nyata untuk seorang dengan separuh otak. Namun sebagian apalagi tidak mempunyai setengahnya, itu penyebabnya mereka yakin pada perihal yang tidak masuk ide ini,” tutur Waters. Permasalahan Skripal terjalin di Salisbury, Inggris pada dini Maret, kala mantan opsir intelijen Rusia Sergei Skripal serta putrinya terhampar agen saraf yang diketahui selaku” Novichok”. Inggris mendakwa Rusia ikut serta dalam serbuan itu, yang sudah kesekian kali dibantah Rusia. Walaupun tidak terdapat fakta yang diserahkan kalau Rusia terletak di balik keracunan Skripal, Inggris mengusir 23 duta Rusia, mendesak Rusia mengutip aksi bayaran yang seragam, menutup British Council serta menutup Konsulat Inggris di Saint Petersburg.

4. Ucap Hillary Clonton Ingin jatuhkan Bom Nuklir
Roger Waters warnanya keberatan bila Hillary Clinton berprofesi bangku kepala negara AS pada pilpres 2016 kemudian. Penggagas Pink Floyd ini berterus terang percaya mantan Menteri Luar Negara AS itu, merupakan seseorang politikus yang ia klaim tidak jujur pada mengenai dirinya sendiri. Kebingungan terbesarnya merupakan calon Partai Demokrat ini dapat jadi Kepala negara awal yang dengan cara efisien menciptakan akhir zaman.” Aku mempunyai kebingungan yang amat kurang baik kalau ia bisa jadi jadi kepala negara wanita awal yang menjatuhkan bom nuklir pada seorang,” tutur Waters dikala tanya jawab dengan Rolling Stones, semacam diambil The Independent. Roger Waters lebih doyong pada Bernie Sanders, calon bebas yang beliau ucap selaku” salah satunya orang dalam kejuaraan yang aku amati dengan integritas apa juga”.

5. Nyanyikan Syair buat Donald Trump Buatan Penyair Palestina
Roger Waters berkolaborasi dengan golongan Palestina Trio Joubran buat merekam lagu terkini yang menyangkal pengakuan Kepala negara AS Donald Trump mengenai Yerusalem selaku ibukota Israel. Dikutip dari imemc. org, lagu bertajuk Supremacy, menunjukkan sebagian bagian persamaan bunyi dari” Ceramah Penultimate Indian Merah pada Orang Putih,” suatu syair yang ditulis oleh penyair Palestina Mahmoud Darwish serta dinyanyikan olehnya di Nazaret.” Sehabis aset lenyap/ Di mana, oh tuan putih, apakah anda mengutip orang- orangku… serta milikmu?” salah satu kutipan lagu yang direkam di Paris serta London sehabis keterangan Trump atas Yerusalem.” Di dataran, syair itu menggambarkan ceramah terakhir masyarakat asli Amerika pada orang kulit putih, namun syair itu pula berdialog pada banyak orang Palestina yang dicintai Darwis serta masyarakat asli,” tutur Roger Waters dalam suatu statment.” Apalagi, itu relevan untuk seluruh korban penjajahan penduduk di mana saja, senantiasa,” imbuh Roger Waters yang memainkan instrumen bass di Pink Floyd.

Syd Barret Yang Bersinar Dlam Menghidupi Band Pink Floyd
Artikel

Syd Barret Yang Bersinar Dlam Menghidupi Band Pink Floyd

pinkfloyd-co – Pink Floyd mengeluarkan” Wish You Were Here” pada 12 September 1975. Dalam durasi pendek, 25 September, album itu sukses memuncaki tangga lagu Amerika Sindikat( AS).” Wish You Were Here” merupakan buatan besar sekalian cerminan sangat mengenaskan dari ekspedisi Pink Floyd. Roger Waters serta kawan- kawan menanam jiwa Syd Barrett di dalam album itu. Jiwa asli Pink Floyd. Bakat bercahaya yang dirundung kegilaan. Memandang Pink Floyd tanpa Syd Barrett serupa dengan tidak memandang apa- apa. Nick Mason, drumer band menguak keganjilan kekal pada Syd yang genius. Statment itu dibeberkan Mason tahun kemudian, berakhir mengadakan salah satu konser dari susunan turnya, Nick Masons Saucerful of Secrets.

Syd Barret Yang Bersinar Dlam Menghidupi Band Pink Floyd – ” Tanpa Syd Barret, tidak hendak terdapat satu juga dari kita( band serta pemirsa) di mari, hari ini,” kata Mason di Paramount Theater, Seattle, Amerika Sindikat, diambil dari Something Else!, Jumat, 25 September. Pasti saja. Syd merupakan personel yang mendirikan Pink Floyd bersama Waters. Syd pula donor lagu sangat banyak di masa- masa dini kedatangan band. Apalagi, album kesatu Pink Floyd yang diluncurkan 1967,” The Piper at the Gates of Dawn” diisi oleh kekuasaan musikalitas Syd. Syd menghasilkan banyak lagu dalam album itu. Beliau pula mengetuai band selaku pengisi bunyi penting. Serta yang sangat eksklusif merupakan gimana Syd mempelajari seluruh wujud sound gitarnya dalam album itu. Investigasi sangat mengasyikkan yang dicoba Syd dalam album itu bisa didengar pada lagu Interstellar Overdrive. Dalam tahap instrumental itu Syd membilai layer- layer noise serta ambience yang amat khas. Tidak hanya itu kita pula bisa mengikuti gimana Syd memperkenalkan suara abnormal serta misterius dari gitarnya. Tidak tahu apa yang dicoba Syd dalam tahap rekaman. Karena yang terbayangkan malah style khas Syd yang sering memainkan korek api Zippo di sela- sela fret Fender Esquire kepunyaannya.

Syd Barret Yang Bersinar Dlam Menghidupi Band Pink Floyd

Syd Barret Yang Bersinar Dlam Menghidupi Band Pink Floyd

– Pengaruh Syd

Syd Barret merupakan pengarang melirik orisinil sekalian gitaris inovatif. Beliau salah satu pelopor yang melestarikan game suara gitar sonikal. Pengaruhnya kepada musisi angkatan 60- an lumayan besar. Apalagi, Paul McCartney serta Pete Townsend merupakan 2 julukan besar yang jadi penggemar Syd. Untuk Pink Floyd, Syd merupakan jiwa asli. Beliau tidak menghabiskan banyak durasi bersama Pink Floyd. Apalagi” The Piper at the Gates of Dawn” jadi salah satunya album sanggar Pink Floyd bersama Syd. Tetapi, Syd tidak sempat lenyap dari isi kepala Roger Waters, Nick Mason, atau Richard Wright. Juga untuk David Gilmour, personel sangat termuda yang mengambil alih posisi Syd selaku gitaris serta vokalis penting. Gilmour serta Syd memanglah tidak bertugas serupa di Pink Floyd. Tetapi keduanya sudah silih memahami. Gilmour serta Syd berjumpa di suatu universitas di Cambridge tahun 1962. Keduanya pula luang main nada bersama dekat tahun 1965. Terpaut kuatnya akibat Syd pada Pink Floyd, Roger, dalam suatu peluang berkata, kegeniusan Syd jadi gagasan besar dalam 3 album tersukses Pink Floyd:” Dark Side of the Moon”( 1973),” Wish You Were Here”( 1975) serta” The Wall”( 1979). Tidak cuma kegeniusan Syd. Pink Floyd pula menghasilkan situasi psikologis Syd gagasan. Dalam” Dark Side of the Moon”, Roger serta kawan- kawan mengangkut bagian neurotik serta situasi psikologis Syd. Apalagi, di album” Wish You Were Here”, Rogers serta kawan- kawan menghasilkan Syd selaku gagasan penting. Album itu menceritakan banyak mengenai Syd. Wujud pengabdian serta kerinduan Pink Floyd pada Syd.

Syd berangkat meninggalkan Pink Floyd dalam situasi yang sedemikian itu susah. Beliau wajib” dibuang” di tengah menanjaknya ketenaran band yang beliau bangun dengan tangannya sendiri. Kendala psikologis yang dipicu ketergantungan Syd pada LSD( Lysergyc Acid Diethylamide) jadi pemicu. Banyak pemikiran yang melukiskan situasi psikologis Syd. Tetapi, yang sangat hebat merupakan gimana narkoba psikedelik itu mempengaruhi aksi Syd yang tidak terkendali. Kendala psikologis itu membuat semua personel Pink Floyd takut. Juga dengan semua manajemen yang menopang kemasyhuran band. Mereka takut kendala Syd berakibat kurang baik untuk karir Pink Floyd. Pucuk dari seluruh kebingungan itu terjalin pada Maret 1968. Kala itu Roger serta kawan- kawan terdesak melenyapkan seluruh kedudukan Syd dalam band, bagus buat tahap sanggar ataupun juga konser. Hari itu jadi legalitas keluarnya Syd dari Pink Floyd. Syd sejatinya luang menelurkan 2 album solo. Tetapi, buatan itu tidak lumayan buat mengembalikan kariernya. Apalagi, sesudah keberangkatan itu, Peter Jenner, administrator Pink Floyd luang merangkul Syd kembali. Beliau memastikan Syd buat mengosongkan durasi di Abbey Road pada Agustus 1974 buat kembali bermusik. Namun tahap itu menyudahi sehabis 3 hari tanpa hasil.

– Wish You Were Here

Setelahnya, Pink Floyd kembali ke sanggar buat album” Wish You Were Here”. Shine On You Crazy Diamond merupakan mengenai Syd. Jalan yang jadi pembuka sekalian penutup album merupakan representasi Roger serta kawan- kawan mengenai Syd serta antusiasnya yang lenyap buat selamanya. Bakat luar lazim yang dirundung kegilaan. Sedemikian itu pula dengan jalan Wish You Were Here. Bila Shine On You Crazy Diamond merupakan Syd. Hingga Wish You Were Here merupakan Pink Floyd tanpa Syd. Wish You Were Here dibuka dengan suara penyetelan radio dari jalan tadinya, Have A Cigar. Roger memohon Gilmour memainkan intro gitar akustik 12 senar yang lembut. Tujuannya supaya” terdengar semacam lagu awal di radio, dengan satu orang bersandar di ruangan itu, main gitar sembari mencermati radio,” tutur Gilmour, diambil Radio X, Jumat, 25 September. Roger selaku pengarang melirik berkata lagu itu sedemikian itu perorangan menurutnya. Saking personalnya, lagu itu beliau mengadakan dengan sedemikian itu bebas, gampang, serta jujur.“ Aku memainkan sebagian akor serta menulis lagu dengan amat, amat kilat, seingat aku. Bisa jadi dalam satu jam. Itu merupakan salah satu dikala senang kala gerakan pemahaman bertugas, serta perkata juga pergi,” tutur Waters tahun 2017.

Baca Juga : Berbagai Hal Menarik Yang Dapat Kita Temukan Di Band Pink Floyd

Betul, memanglah. Wish You Were Here dilandasi insiden perorangan yang menyangkutkan Waters dengan Syd. Dalam asal usul jauh, keduanya merupakan penggagas penting Pink Floyd. Roger serta Syd pula ialah akrab semenjak kecil. Dalam narasi yang lebih pendek, kesedihan perorangan Roger rusak dalam tahap rekaman Pink Floyd di Abbey Road. Hari itu merupakan 5 Juni 1975, kala seluruh personel merekam lagu buat Syd, Shine On You Crazy Diamond di Abbey Road. Di tengah tahap itu, seseorang laki- laki gendut, gundul yang bawa kantung plastik masuk ke dalam sanggar. Para personel mengetahui kedatangan laki- laki itu, walaupun tidak mengidentifikasi kalau wujud itu sesungguhnya merupakan Syd. Tahap rekaman berjalan, sampai Syd berangkat dari sanggar. Para personel terkini mengenali laki- laki itu Syd kala seseorang karyawan EMI Records memberitahu mereka di akhir tahap rekaman. Kehadiran fantastis Syd yang tidak diketahui itu membuat Roger sedemikian itu terserang. Air matanya apalagi menetes. Berakhir peristiwa seperti itu Roger setelah itu menulis Wish You Were Here. Di lain bagian, tahap rekaman Wish You Were Here” menyadarkan Pink Floyd” kalau mereka sudah habis. Tahap rekaman itu berjalan dengan semua personel bersama- sama di sanggar. Tetapi, tiap- tiap personel merasakan koneksi yang putus antara satu serta yang lain. Wish You Were Here tidak cuma pucuk kesedihan dari ikatan Pink Floyd serta Syd, tetapi pula momen runtuhnya etika kegiatan hikayat psikedelik rock bumi itu.

Berbagai Hal Menarik Yang Dapat Kita Temukan Di Band Pink Floyd
Artikel

Berbagai Hal Menarik Yang Dapat Kita Temukan Di Band Pink Floyd

Sekilas tentang didirikanya band Pink Floyd
pinkfloyd-co – Dibuat oleh penggemar untuk penggemar A Fleeting Glimpse adalah komunitas online untuk semua hal yang berkaitan dengan Pink Floyd dan anggotanya termasuk berbagai kolaborator jangka panjang yang terkait dengan band. Persiapan untuk situs ini dimulai pada tahun 1988 dan situs ini sepenuhnya didirikan pada bulan Juni 1998 oleh n (yang menjalankan situs ini selama 19 tahun) situs ini telah mengambil 24 tahun untuk membangun dan telah melihat JUTAAN pengunjung dari seluruh dunia.

Berbagai Hal Menarik Yang Dapat Kita Temukan Di Band Pink Floyd – Saat ini di tahun ke- 23 serta sedang kokoh. Semenjak 2017 web itu diserahkan pada Liam Creedon( Ketua Web). A Fleeting Glimpse besar hati sudah dibantu oleh banyak kawan band tercantum, Jon Carin, Guy Pratt, Dave Kilminster, Chester Kamen, Harry Waters, Durga Mcbroom, Jay Stapley, Lee Harris serta banyak lagi. Bila Kamu belum sempat mendatangi kita tadinya, bersiaplah buat menciptakan salah satu web Pink Floyd terlengkap di internet! Bila Kamu mempunyai suatu yang berkaitan dengan Floyd yang bagi Kamu menarik, kirimkan ke liam@pinkfloydz. com. Kita tidak menyambut anggaran serupa sekali, jadi kontribusi amat kita harapkan. Diperlukan duit buat menjaga web ini, jadi apalagi bila Kamu beramal cuma$5, itu dapat membuat perbandingan.( Silakan maanfaatkan tombol Kontribusi di kolom sisi kiri.) Dapat kasih! Untuk kenyamanan Kamu, kita sediakan Amazon Links USA ini Inggris KANADA Kita merupakan partisipan dalam Program Associates Amazon Services LLC, program periklanan aliansi yang didesain buat sediakan alat untuk kita buat memperoleh bayaran dengan mempertautkan ke Amazon. com serta web aliansi.

Berbagai Hal Menarik Yang Dapat Kita Temukan Di Band Pink Floyd

Berbagai Hal Menarik Yang Dapat Kita Temukan Di Band Pink Floyd

– Gitar Syd Barrett Pink Floyd dijual seharga £ 20K di lelang Cambridge
Gitar yang pernah digunakan oleh pendiri band rock terkenal di London, Pink Floyd, Syd Barrett, ditawar tertinggi oleh seorang pria di Prancis pada lelang Inggris.
Sebuah gitar akustik Yamaha dua belas senar yang pernah dimiliki oleh anggota pendiri Pink Floyd Roger ‘Syd’ Barrett telah dijual seharga £19.920 (Rs 20.58.052) di Cheffins Art & Design Sale pada hari Kamis, 28 Oktober, di Inggris. Gitar ikonik yang langka itu telah terjual dua kali lipat dari perkiraan pra-penjualannya sebesar £ 5.000 hingga £ 10.000, dan hasilnya diharapkan akan dibagi antara dua pihak – badan amal Mind dan Arthur Rank Hospice.

Martin Millard, Direktur, Cheffins mengatakan dalam rilis Cheffin: “Kami memiliki sejumlah penggemar berat Pink Floyd yang hadir di penjualan dan penawar yang sukses dari seluruh dunia, legenda Syd jelas hidup.” Dia menekankan, bahwa gitar tersebut telah menerima minat pra-penjualan yang besar dalam skala internasional dan “menunjukkan bahwa statusnya yang seperti kultus sebagai salah satu ikon terbesar di dunia musik masih berlaku.”

Instrumen, yang pernah digunakan oleh anggota pendiri band rock terkenal di London, Pink Floyd, Syd Barrett, ditawar tertinggi oleh seorang pria di Prancis. Itu dijual oleh keponakan Syd, Mark Barrett, menurut rilis oleh rumah lelang. Mantan vokalis dan vokalis band Pink Floyd telah berbicara tentang gitarnya dalam wawancara populer Majalah Rolling Stone tahun 1971 oleh Mick Rock. Barrett juga merekam dua album solo dengan gitar yang sekarang dilelang. Instrumen itu membawa nomor seri 1090448 dan memiliki kode tanggal 21 Oktober 1969 tertulis di atasnya. “Ini gitar 12 senar baru saya”, kata musisi pada saat itu kepada majalah Rolling Stones, seraya menambahkan bahwa dia memoles instrumen itu setiap hari dan masih membiasakan diri. Mark Barrett, keponakan Roger Barrett berkata, “Kami sangat senang dengan hasil gitarnya dan senang bahwa itu akan diberikan kepada seseorang yang akan menghargainya. Itu sudah ada di loteng keluarga kami selama bertahun-tahun, jadi saya berharap itu akan memberi orang lain banyak kegembiraan seperti halnya paman saya. Dana dari penjualan akan digunakan untuk dua tujuan yang sangat penting, MIND untuk mengenang paman saya Roger dan The Arthur Rank Hospice untuk mengenang ayah saya.”

Rockstar, kemudian dalam karirnya, juga menggunakan gitar cermin Fender ’62 Esquire yang menjadi sangat populer di tahun 60-an. Barrett, bagaimanapun, keluar dari band Pink Floyd pada tahun 1968 dan melanjutkan untuk menjalani kehidupan normal di ruang bawah tanah rumah ibunya di Hills Road di Cambridge. Mantan penyanyi Pink Floyd mengalami penurunan kesehatan mental dan menyimpan gitarnya bersama ayahnya, Alan Barrett saat dia menjual Hills Roadhouse miliknya pada 1974. Keponakannya, Mark Barrett menginformasikan bahwa dia telah memiliki instrumen Syd sejak November 2020, sebagai penyanyi telah meminta untuk menjualnya nanti di lelang untuk amal. Penawar yang membeli gitar tersebut sebelumnya telah membeli meja yang dirancang oleh Barrett seharga £2.365,50 dalam lelang terpisah, serta sepasang lampu sorot yang dipasang di dinding dari studio rekaman Barrett.

Baca Juga : Disaat Album Nya Meledak Tetapi Band Pink Floyd Malah Meluruh

Cheffins sebelumnya berhasil menjual lukisan berjudul Orange Dahlias in a Vase karya Syd Barrett pada Mei 2021 dengan harga £28.270, lebih dari lima kali perkiraan pra-penjualan oleh pusat lelang. Beberapa benda dari rumah Berrett di Cambridge di no. 6 St Margaret’s Square, tempat dia tinggal sejak 1981, juga dilelang sebelumnya. “Meskipun tahun-tahun Pink Floyd Syd dirusak oleh kecanduan narkoba dan berjuang dengan kesehatan mental, dia adalah salah satu talenta musik terbesar Inggris dan salah satu ekspor terbesar Cambridge dan kami merasa terhormat memiliki kesempatan untuk menawarkan barang-barang penting ini untuk dijual“, Cheffins menyatakan dalam sebuah rilis.

– Roger Waters Membuat Debut Langsung Dari Single Barunya ‘The Bar’
Ikon Pink Floyd, Roger Waters baru-baru ini bergabung dengan majelis untuk membela pendiri WikiLeaks Julian Assange. Selain berpidato, sang bassis membawakan lagu barunya yang berjudul ‘The Bar’ yang memulai debutnya beberapa bulan lalu.

Seperti yang mungkin sudah banyak Anda ketahui, karya terbaru Roger Waters dirilis saat ia mengeluarkan album solo keempatnya yang bertajuk ‘Is This the Life We Really Want?’ pada 2 Juni 2017. Album tersebut memuncaki peringkat ke-3 di Inggris Raya dan nomor 11 di Amerika Serikat dengan single sukses seperti, ‘Smell the Roses,’ dan ‘Déjà Vu.’ Empat tahun kemudian, Waters memutuskan untuk merilis single baru bernama ‘The Bar’ saat tampil di ‘Live on the Fly dengan Randy Credico’ pada bulan Agustus, Di mana rekaman baru saja mulai beredar online. Inspirasi musisi untuk lagu tersebut adalah kasus temannya Steven Donziger, dan liriknya berfokus pada kritik Waters terhadap pemerintah. Baru-baru ini, bassis Pink Floyd terlihat di sebuah acara yang didedikasikan untuk kasus Julian Assange dan berpidato tentang mengapa dia seharusnya bebas sekarang. Dalam pidatonya, musisi itu menyebut Amerika Serikat sebagai pembunuh anak-anak, korup, dan sangat mematikan, serta mengatakan bahwa mereka harus melawan sistem ini.

Seiring dengan mengungkapkan pendapatnya yang kontroversial tentang kasus pendiri WikiLeaks, Roger Waters memutuskan untuk membawakan lagu yang dia tulis untuk penganiayaan Steven Donziger. Karena dia sebelumnya menyatakan bahwa kedua kasus tersebut mirip satu sama lain, musisi tersebut tampaknya menganggap penampilan ‘The Bar’ secara langsung untuk pertama kalinya cocok untuk acara tersebut.

Disaat Album Nya Meledak Tetapi Band Pink Floyd Malah Meluruh
Artikel

Disaat Album Nya Meledak Tetapi Band Pink Floyd Malah Meluruh

pinkfloyd-co – Sehabis album debut The Piper at the Gates Dawn( 1966) yang bercorak brit- rock, Pink Floyd mulai menciptakan kegilaan melalui musik- musik psikedelik serta opera ruang angkasa. Album- album berbagai A Saucerful of Secrets( 1968), Ummagumma( 1969), Molekul Heart Mother( 1970), serta Meddle( 1971) jadi fakta. Aransemen jauh yang didasarkan pada investigasi melodi dan riff ialah senjata penting mereka, yang setelah itu jadi signature musikalitas Pink Floyd di era- era selanjutnya. Tindakan antipati kepada pop itu setelah itu dirayakan selaku momentum bangkitnya rock liberal pada rentang waktu 1970an.

Disaat Album Nya Meledak Tetapi Band Pink Floyd Malah Meluruh – Tetapi, Pink Floyd jengah dengan seluruh buatan yang diklaim bernapaskan ruang angkasa itu. Roger Water, pentolan Pink Floyd, mengatakan kalau arti“ nada luar angkasa” yang disematkan banyak orang serta alat pada mereka“ ialah candaan.” Baginya, nada Pink Floyd bukan mengenai luar angkasa, melainkan pertanyaan“ kedekatan orang serta ruang yang dalam.” Hasrat itu lalu dibuktikan pada 1971. Pink Floyd, semacam dicatat Newsweek, sedemikian itu bergairah buat membebaskan moniker“ ruang angkasa” yang menempel pada nada mereka. Waters berasumsi gimana triknya menghasilkan nada yang dapat merepresentasikan gagasan mengenai kehidupan tiap hari dibandingkan hanya deskripsi psikedelik mengenai ekspedisi antar- bintang, semacam yang dipersepsikan khalayak. Ditambah lagi, beliau sedang tersendat oleh kodrat kawannya, Syd Barrett, yang ditelan ketergantungan LSD dan kendala kesehatan psikologis. Syd sendiri ialah mantan frontman Pink Floyd yang dikeluarkan dari band pada 1968. Beliau melaksanakan aksi indisipliner selaku akibat dari tabiatnya yang senang bereksperimen dengan obat- obatan.

Disaat Album Nya Meledak Tetapi Band Pink Floyd Malah Meluruh

Disaat Album Nya Meledak Tetapi Band Pink Floyd Malah Meluruh

“ Syd sudah jadi daya inovatif Pink Floyd di masa- masa dini. Serta dikala beliau menekur skizofrenia, perihal itu ialah bogem mentah yang besar,” tutur Waters.“ Lebih dari itu, rasanya amat lingkungan kala memandang sahabat dekat sendiri yang memahami kehidupanmu sepanjang bertahun- tahun terjebak permasalahan keahlian psikologis.” Kedua aspek itu bertambah menebalkan agama Waters—yang berfungsi jadi atasan band definitif—untuk bawa Pink Floyd ke sesi berikutnya. Tidak lama setelah itu, mereka terkumpul di adres si drumer, Nick Mason, buat mangulas rancangan album yang terkini.“ Saya ingat durasi itu lagi bersandar di dapurnya sambil menarangkan ilham pertanyaan album terkini,” paparnya semacam ditulis John Harris dalam The Dark Side of the Moon: The Making of the Pink Floyd Masterpiece( 2006).

Ilham hal album terkini yang dibawa Waters merupakan pertanyaan gairah kehidupan; ekspedisi, kematian, duit, sampai kegilaan- kegilaan yang lain. Badan lain kemudian mengembangkannya dengan cara beramai- ramai. Beliau berambisi kalau album itu sanggup mengantarkan suatu dengan jelas—tidak abstrak dan mengawang seperti album- album terdahulu. Satu tahun setelahnya, cap biru modul album terkini Pink Floyd jadi serta sedia dieksekusi. Mereka menamainya dengan Dark Side of the Moon: A Piece for Assorted Lunatics. Tetapi, julukan itu direvisi karena band lain, Medicine Head, memakai julukan yang serupa. Kesimpulannya, mereka menyudahi buat mengubahnya dengan Eclipse—sebelum kesimpulannya mereka ganti kembali dengan julukan awal. Cara rekaman diawali pada Mei 1972 di sanggar Abbey Road. Pink Floyd menuntun produser Alan Parsons. Badan band merasa cara pembuatan album sedemikian itu kencang serta sungguh- sungguh. Sebaliknya Parsons sendiri melaporkan kalau rekaman berjalan bebas.

“ Kita bertugas dengan memandang suasana serta situasi yang terjalin pada hari itu,” ucapnya.“ Jika malam itu terdapat perlombaan sepakbola, kita hendak berakhir lebih dini. Bila malam itu terdapat pementasan Monty Phyton, kita pula hendak melaksanakan perihal yang serupa. Tetapi, kala mereka telah amat kerap menyudahi rekaman cuma buat menyaksikan Monty Phyton, hingga saya wajib turun tangan.” Sehabis berbulan- bulan larut dalam cara penciptaan, album The Dark Side of the Moon kesimpulannya berakhir pula. Nomor- nomor yang terdapat dalam album ini antara lain“ Money,” Us and Them,”“ Time,” hingga“ On the Run.” Pada 1 Maret 1973, Dark Side dengan cara sah diluncurkan ke pasaran serta mendapatkan asumsi positif dari komentator, pasar, dan warga. Terdaftar, Dark Side mencapai status pemasaran platinum lebih dari 15 kali, bersandar di tangga lagu Billboard sepanjang 736 pekan, dari 1973- 1988, sampai dirayakan puluhan hingga ratusan ribu orang dalam konser- konser yang diadakan.“ Saya pikir ini merupakan tanda- tanda yang baik,” cakap Waters sesuatu kala.“ Kita tentu memiliki suatu di mari.”

Baca Juga : Kesombongan Serta Ego Dari Roger Waters Membuat Pink Floyd Legendaris

– Respons Dinamika Global
Mencermati Dark Side of the Moon contoh lagi menjalani ekspedisi yang jauh. Menapaki rimba kehidupan dengan seluruh perkaranya yang membuat kita memalingkan wajah ataupun memantulkan kondisi yang ada—dan mencari jalur keluarnya. Tiap- tiap lagu memiliki keterhubungan satu serupa lain. Terdapat benang merah yang mengikat lagu- lagu itu jadi satu perihal yang utuh, lingkungan, dan bersenyawa dengan berbagai muka tafsirannya. Impian Waters buat membuat album yang realis, dekat dengan situasi dekat, serta tidak mengawang sukses dibuktikan. 8 lagu yang terdapat dalam Dark Side merupakan ilustrasi kala seluruh permasalahan yang terdapat di bumi ini dihimpun melalui karpet bunyi dan keseimbangan yang berkaitan sedemikian itu bagus pula mewah.

Phil Rose, guru Unit Ilmu Komunikasi di York University, dalam Roger Waters and Pink Floyd: The Concept Albums( 2016) melaporkan 5 album yang diluncurkan Pink Floyd dalam kurun durasi 1972- 1983, tercantum di dalamnya Dark Side, ialah album rancangan yang beranjak melampau ekspektasi. Kelimanya merupakan album anti- perang, anti- penindasan, serta anti- anti yang lain yang bergengsi.“ Album Dark Side sudah meyakinkan kalau album rancangan tidak sebaiknya hingga terlihat koheren dengan cara tekstual, namun pula sanggup membuat pemirsa merasa berintegrasi dengan apa yang dihidangkan di dalamnya. Dark Side merupakan album musikal yang memiliki kehebohan. Memforsir pemirsa takut, terkesan, serta berasumsi dalam satu durasi hal apa yang bergumul dalam bumi. Dengan lirik- lirik yang menawan ditambah aransemen yang energik lagi teratur apik, Dark Side sukses diperoleh serta efisien dalam mengantarkan catatan,” jelas Rose. Dengan cara musikalitas juga Dark Side dapat dikatakan sedemikian itu memesona. Album yang disusun dengan banyak bagian, tidak hanya dari alat- alat nada penting, namun pula mengaitkan rekaman audio obrolan, gelak tawa, jeritan mengenaskan, suara mesin kasa, dentangan koin, hingga bahana mesin sampling yang terdengar semacam serbuan pesawat luar angkasa ke alam.

Tiap- tiap bagian di atas dapat Kamu ikuti semenjak no pembuka bertajuk“ Speak to Me” yang berisikan suara mendekati debar jantung, suara isak, sampai percakapan 2 orang yang bersautan. Yang terdapat dalam“ On the Run” terdengar lebih bengis lagi: nafas kekhawatiran, tahap kabur, dan dentuman pesawat yang menggelegar. Tidak tertinggal, di“ Time” terdapat pukulan jarum jam membuka dini lagu saat sebelum disambut dengan bogem mentah perkusi Mason yang eksentrik. Kehadiran elemen- elemen bonus itu bertambah memenuhi alas lagu yang lebih dahulu terbuat dengan cara hebat oleh Pink Floyd. Contoh tutur, bagian bonus ini cuma memoles perihal yang telah terlihat baik. Walhasil, yang terhidang setelah itu merupakan campuran ajal antara bebunyian minor dengan aransemen yang dikonstruksi sedemikian rupa—melodi jauh, sobekan bas yang ritmis, solo alat yang sihir, serta gebukan drum yang sederhana—oleh Pink Floyd.

Dengan alas nada sejenis itu, dapat dikatakan Pink Floyd tidak kesusahan mengantarkan apa yang diucap Waters selaku“ titik berat kehidupan modern yang membidik pada kegilaan.” Terlebih, tiap nada menggantikan kondisi yang akan di informasikan ke khalayak.“ Kita pikir kita dapat mengantarkan seluruhnya melalui album ini mengenang kita memiliki pengalaman tertentu hal titik berat hidup. Titik berat yang menciptakan kegilaan semacam edan duit, edan durasi, gempuran, kewenangan yang tertata, politik, kekerasan, hingga gempuran,” tutur Waters semacam diambil Nicholas Schaffner dalam Saucerful of Secrets: The Pink Floyd Odyssey( 1991).

– Album yang Mengawali Kehancuran
“ Kita sepatutnya tidak kembali ke sanggar sedemikian itu kilat sehabis Dark Side berakhir terbuat,” ucap Mason pada Brian Hatt dari Rolling Stone dalam“ Pink Floyd: Journey to Dark Side.”“ Kita sepatutnya melaksanakan rekreasi lebih dahulu.” Terdapat bunyi penyanggahan kekecewaan yang pergi dari mulut Mason. Walaupun berhasil besar, Dark Side warnanya mendesak Pink Floyd ke titik terendah dalam karir mereka—selain problemnya dengan Syd—berupa kerenggangan dalam.“ Tidak sepatutnya semacam ini,” ataupun“ Tidak sebaiknya semacam itu,” bisa jadi jadi statment yang berkeliaran di benak Mason serta pula badan yang lain semacam David Gilmour ataupun Richard Wright. Tetapi, seluruhnya terlambat terjalin. Permasalahan dalam badan Pink Floyd tidak dapat diredam serta bermukim menunggu durasi buat meledak bila saja. Seluruh disinyalir berawal dari satu pangkal: tindakan Roger Waters. Waters- lah yang jadi atasan pasti Pink Floyd sehabis Syd dikeluarkan dari band. Dengan‘ status’ selaku kepala band, diandaikan kalau Waters ialah pihak yang bertanggungjawab atas seluruh perihal terpaut Pink Floyd: dari permasalahan inovatif sampai perorangan.

Tetapi, bersamaan durasi, Waters berganti absolut. Beliau berpikiran Pink Floyd harus berjalan cocok kehendaknya. Tindakan sejenis inilah yang membuat badan lain merasa tidak suka. Mereka memperhitungkan seakan yang memiliki tanggungjawab serta berkuasa memastikan apa yang dapat ataupun tidak dicoba Pink Floyd cumalah Waters semata.“ Bisa jadi saja band dapat bersinambung bila seluruh badan menyudahi buat melaksanakan keadaan cocok kemauan Roger,” tutur Mason.“ Tetapi, bisa jadi saja Roger telah melewati band.” Dari mari, kerja sama serta bentrokan dampingi personel juga bermunculan. Dikala pembuatan The Wall, misalnya, Waters berkelahi dengan Wright. Pertengkaran itu berakhir keluarnya Wright dari Pink Floyd. Gilmour serta Mason yang memandang suasana itu terus menjadi tidak dapat mentolerir kelakuan Waters.

“ Beliau mau jadi figur esensial,” tutur Gilmour.“ Seperti itu yang betul- betul diinginkannya. Jadi figur kunci. Saya merasa, serta sedemikian itu pula dengan Nick, kalau itu tidaklah perihal terbaik. Kita merasa, di tengah daya produksi yang terdapat, Roger wajib mundur sedikit, lebih terbuka dengan masukan badan lain. Bukan justru mendesak kita bersandar serta bertumpu padanya seakan kita wajib serta memerlukan buat dilindungi.” Pada 1985, bentrokan menggapai penumpukan. Waters menyudahi pergi sehabis merasa seluruhnya tidak berjalan dalam satu visi.“ Narasi yang mengatakan kalau saya pergi sebab keinginanku sendiri cumalah omong kosong,” tegasnya pada David Fricke dalam“ Pink Floyd: The Inside Story.” Keberangkatan Waters tidak membuat Pink Floyd gontai. Gilmour serta Mason lalu meneruskan kiprah Pink Floyd. Tercantum membuat 2 album A Momentary Lapse of Reason( 1984) serta The Division Bell( 1994) sampai kesimpulannya pada 1994, Pink Floyd menyudahi menyudahi berjalan berakhir melakukan rekreasi.

Kesombongan Serta Ego Dari Roger Waters Membuat Pink Floyd Legendaris
Artikel

Kesombongan Serta Ego Dari Roger Waters Membuat Pink Floyd Legendaris

pinkfloyd-co – Untuk pengemar musik rock angkatan 80 serta 90 an, julukan band Pink Floyd pastinya tidak asing. Pink Floyd merupakan band rock psikedelik serta liberal serta populer dengan karya- karyanya yang kelewatan. Mulai dari melirik filosofis, bungkus album yang bagus, serta konser akbar. Tidak komplit rasanya jika ucapan pertanyaan Pink Floyd tetapi tidak mangulas Roger Waters. Beliau merupakan pentolan, konseptor, leader, pengarang melirik serta lagu Pink Floyd. Roger Waters diketahui sombong serta keras kepala dikala mengatur band. 3 personel Pink Floyd yang lain David Gilmour, Nick Mason, serta Richard Wright tidak menggemari Waters. Waters merupakan wujud keras kepala serta ingin berhasil sendiri. aMusisi yang memiliki julukan komplit George Roger Waters lahir 6 September 1943 di Great Bookham, Surrey dekat Leatherhead London. Beliau besar di Cambridge. Bapaknya Eric Fletcher Waters seseorang pengikut komunis serta fasisme. Dikala Perang Dunia II, Eric gugur serta meninggalkan Waters yang dikala itu sedang berumur 5 bulan.

Kesombongan Serta Ego Dari Roger Waters Membuat Pink Floyd Legendaris – Waters tidak memahami ayahhnya dengan cara utuh. Tetapi beliau merindukan wujud papa. Beliau banyak menuangkan kesedihan serta kerinduan pada bapaknya dalam lirik- lirik Pink Floyd. Album The Akhir Cut( 1983) jadi album persembahan Waters untuk bapaknya yang gugur dalam pertempuran. Begitu pula dengan lagu“ When the Tigers Broke Gratis” dalam tipe layar luas The Wall. Melirik yang ditulis Roger Waters kerap berjudul ketidakpercayaan kepada kewenangan, spesialnya penguasa, institusi pembelajaran, serta tentara. Tema- tema semacam ini tersirat dalam melirik“ When the Tigers Broke Gratis” yang ialah mimik muka Waters atas dedikasi percuma bapaknya di Anzio.

Kesombongan Serta Ego Dari Roger Waters Membuat Pink Floyd Legendaris

Kesobongan Serta Ego Dari Roger Waters Membuat Pink Floyd Legendaris

– Awal Mula Berdirinya Band Pink Floyd
Roger Waters bersama Syd Barrett berpelajaran di Morley Memorial Baru School di Hills Road, Cambridge. Keduanya kemudian melanjutkan ke SMA, Cambridge County School for Boys( saat ini diucap Hills Road Sixth Form College). Di jalur yang serupa ada sekolah David Gilmour( The Perse School). Roger Waters berjumpa Nick Mason serta Richard Wright sewaktu kuliah di Regent Street Polytechnic bidang arsitektur. Waters tadinya suka sekali olahraga, serta kerap berenang di Bengawan Asi, Grantchester Meadows. Pada umur 15 tahun, Roger Waters jadi pimpinan golongan YCND kota Cambridge yang menuntut perlucutan senjata nuklir. Tahun 1965, Roger Waters bersama Syd Barrett, Richard Wright, serta Nick Mason mendirikan Pink Floyd( sehabis tadinya bertukar- tukar julukan). Barrett menulis nyaris seluruh lagu, sebaliknya Waters cuma menulis lagu“ Take Up Thy Stethoscope and Walk” pada roda gelap kesatu The Piper at the Gates of Dawn. Album ini banyak menyambut aplaus serta melontarkan julukan Pink Floyd.

Keberhasilan Pink Floyd membuat kesehatan jiwa Syd Barrett menyusut. Kelakuannya terus menjadi tidak terkendali. Situasi psikologis Syd Barret buatnya tidak dapat diharapkan selaku vokalis penting serta gitaris Pink Floyd. Roger Waters memforsir Barrett buat menempuh pengobatan psikiatris tetapi tidak sukses. David Gilmour dimohon buat mengambil alih Syd Barrett di akhir 1967. Mantan administrator Pink Floyd apalagi meragukan Pink Floyd dapat menjaga keberhasilan tanpa kemampuan berseni Syd Barrett. Roger Waters berupaya mengambil alih posisi Barrett. Beliau mulai mengetuai cara bermusik Pink Floyd yang terkini. Di dasar Gilmour serta Waters, Pink Floyd meninggi ke pucuk kemasyhuran. Sampai saat ini, serangkaian album Pink Floyd dari tahun 1970- an sedang dipuji komentator nada. Album Pink Floyd masuk catatan album sangat laris dalam asal usul pabrik rekaman.

Tahun 1970, Roger Waters membuat album soundtrack Music from“ The Body” bersama komponis Inggris Ron Geesin. Album itu beberapa besar bermuatan nada instrumental buatan Roger Waters. Ron Geesin tadinya sempat menolong Pink Floyd sewaktu menulis lagu“ Molekul Heart Mother” buat album bertajuk serupa. Sewaktu sedang bersama Pink Floyd, Waters menulis nyaris semua lagu- lagu Pink Floyd, sembari dengan cara kasar berupaya menggenggam kontrol cara berkarya di dalam tim. Rancangan tematis Waters jadi alas untuk album rancangan semacam The Dark Side of the Moon serta Wish You Were Here. Waters menulis seluruh melirik serta beberapa nada buat kedua album itu. Sehabis ciptaannya teruji berhasil, Waters dinaikan pengarang penting lagu- lagu Pink Floyd. Beberapa besar aransemen nada buat album Animals serta The Wall ditulis sendiri oleh Waters, meski sedang bertugas serupa dengan Gilmour pertanyaan penyusunan musik.

Baca Juga : Pink Floyd Serta Perlawanan Yang Dilakukanya

Waters umumnya ditulis selaku player gitar bass serta vokalis. Tetapi, Waters pula dapat memainkan gitar listrik. Roger Waters pula ahli meningkatkan synthesizer serta tape effect buat lagu- lagu Pink Floyd tadinya. Dalam karir solonya, Roger Waters kerap memainkan gitar akustik di pentas, spesialnya buat lagu- lagu dari album The Akhir Cut. Sesungguhnya sepanjang sedang memiliki peluang mengamalkan ilham bermusik, teman- temannya tidak menentang Waters mengetuai rancangan bermusik mereka, serta menulis melirik buat lagu- lagu Pink Floyd. Tetapi sebab tindakan arogansi Waters telah sangat kelewatan kesimpulannya band ini mulai retak. Walaupun di tahun 1985 David Gilmour sedang menyanjung Waters selaku“ motivator yang amat cerdas serta nyatanya seseorang pengarang melirik yang hebat.”

– Bubarnya Band Pink Floyd
Keretakan ini ditanggapi leluasa oleh Waters. Beliau menyebutnya berlaku seperti dampak kejenuhan intelektual dalam bermusik. Julukan arsitek lagu jadi akar pertengkaran di antara mereka. Gilmour yang merasa Telah berkontribuasi dalam beberapa lagu( misalnya“ Another Brick in the Wall, Part II” yang mencolok dengan gitar solo Gilmour) tidak membuat namanya jadi arsitek lagu di balut album. Nick Mason menulis hal pertengkaran dampingi badan pada band Pink Floyd dalam memoar Inside Out: A Perorangan History of Pink Floyd. Dalam roman itu melukiskan bentuk Waters yang berkepribadian egomania. Sewaktu rekaman album The Wall, Waters mengakhiri untuk memecat Wright. Penyebabnya, kasus orang Wright pengaruhi metode pembuatan album. Sesudah itu, Wright tetap bermain dengan Pink Floyd berlaku seperti musisi honorer.

Album The Akhir Cut tahun 1983 ialah album kerjasama Waters, Gilmour, serta Mason yang terakhir. Meski keluar selaku album Pink Floyd, di bungkus album tercatat selaku“ A requiem for the post war dream by Roger Waters, performed by Pink Floyd”(“ Requim buat mimpi pascaperang oleh Roger Waters, oleh Pink Floyd”). Album The Akhir Cut ialah album Pink Floyd dengan nilai pemasaran sangat kecil serta serupa sekali tidak menciptakan singel.

Gilmour sesungguhnya berupaya menunda cara rekaman album hingga menemukan ilham terkini, namun Waters menyangkal. Insiden ini selesai dengan bubarnya Pink Floyd pada tahun 1985. Sehabis terdapat upaya dari pihak Gilmour buat lalu memakai julukan“ Pink Floyd”, pertengkaran Waters serta Gilmour bersinambung di majelis hukum serta alat massa. Perdamaian berhasil sehabis Gilmour serta Mason memenangkan hak pemakaian julukan Pink Floyd selanjutnya hak atas beberapa besar lagu- lagu Pink Floyd. Waters memenangkan hak atas album The Wall( melainkan 3 lagu bersama Gilmour), Animals, serta The Akhir Cut.

Untuk penggemar Pink Floyd, album yang di era Waters serta Gilmour sedang harmonis( 1971- 1979) ialah rentang waktu“ klasik” Pink Floyd. Di dalam kajian nada pada akhir tahun 1987, majalah Rolling Stone menulis kalau album solo Waters Radio K. A. O. S. serta album Pink Floyd tanpa Waters A Momentary Lapse of Reason dapat jadi perkembangan album Dark Side of the Moon.

Pink Floyd Serta Perlawanan Yang Dilakukanya
Artikel

Pink Floyd Serta Perlawanan Yang Dilakukanya

pinkfloyd-co – Banyak lagu- lagu Pink Floyd dengan lirik- lirik filosofis, tidak sedikit pula yang ialah kritik kepada kejadian yang terjalin kala itu. Biasanya malam hari merupakan durasi yang dipakai buat istirahat. Tidak terdapat berisik alat transportasi, pertengkaran orang sebelah, ataupun suara barang- barang yang silih beradu. Sangat malam jadi durasi terbaik buat bisa berkonsentrasi menata kepingan- kepingan puzzle sehabis sekolah- sekolah diliburkan. Walaupun sudah memperoleh kembali Fokus, tampaknya menulis tidak sempat mudah buat dicoba. Terlebih dikala lagi menikmati durasi terbaik itu, seketika kalian kehabisan kemauan buat melaksanakan seluruh perihal, tercantum menulis. Juga dengan hanya membuka alat sosial, rasanya cuma mau tiduran namun tidak mampu terlelap. Satu gelas susu hangat tidak sanggup menghantarkan mengarah alam mimpi. Tutur orang, itu kerap terjalin sebab otak telah bablas melaksanakan aktivitas- aktivitas dasar tanah. Akhirnya, irama sirkadian mulai berhamburan.

Pink Floyd Serta Perlawanan Yang Dilakukanya – Antara kental awan ketidakjelasan itu, untungnya sedang terdapat secarik kemauan yang sedemikian itu remeh: Mengikuti Pink Floyd. Tidak tahu bila terakhir kali saya mengikuti lagu- lagu band berajaran progressive rock ini. Yang tentu, malam ini kerinduanku pertama- tama wajib dibayar berakhir dengan Shine on Your Crazy Diamond. Lagu itu masuk ke dalam album Wish You Were Here, yang sesungguhnya tertuju pada Syd Barrett, beliau merupakan mantan badan sekalian penggagas yang pergi dari band sebab tergila- gila obat- obatan serta permasalahan kesehatan psikologis. Shine on Your Crazy Diamond sendiri dibagi ke dalam 2 tahap, ada 5 bagian pada tahap awal( I- V) serta tahap kedua terdapat 4 bagian( VI- IX). Penjatahan itu karena lagu itu mempunyai lama yang sedemikian itu jauh nyaris menggapai separuh jam. Walaupun sedemikian itu, liriknya tidak sedemikian itu banyak. Apalagi terkini timbul pada medio lagu.

Pink Floyd Serta Perlawanan Yang Dilakukanya

Pink Floyd Serta Perlawanan Yang Dilakukanya

Serupa semacam Shine on Your Crazy Diamond, lagu Wish You Were Here pula ikut tertuju pada Syd Barret. Tetapi dalam bungkus albumnya, Pink Floyd mempersoalkan para pabrik rekaman yang legal tidak seimbang pada para musisi. Mereka khawatir terbakar/ kehabisan profesi bila menentang, alhasil lebih memilah bungkam dengan bayaran ekonomis.

– Cerita perlawanan serta kritik kepada pendidikan
Banyak lagu- lagu Pink Floyd dengan lirik- lirik filosofis, tidak sedikit pula yang ialah kritik kepada kejadian yang terjalin kala itu. Misalnya saja dalam lagu Another Brick in the Wall part 2 yang ialah kekesalan mereka pada“ teachers” yang diinterpretasikan selaku pemerintah— yang senantiasa mengekang, alhasil kita tidak dapat jadi diri sendiri. Dimana banyak rezim pada era itu senantiasa memerintahkan kita buat“ taat” serta tidak“ ngeyel“. Lagi kids dalam lagu ini memantulkan warga yang senantiasa dikekang oleh penguasa. Dari aksi sampai pandangan, seluruh diatur. Saya jadi terkenang suatu band yang pula banyak melemparkan kritikan semacam, tetapi lebih gahar lagi ialah Melancholic B1tch yang agaknya hendak saya perbincangkan besok hari. Kembali ke Pink Floyd, kala 1980, pemerintahan Apartheid Afrika Selatan apalagi mencegah Another Brick in the Wall part 2 karena menyangka lagu itu mempersoalkan keras sistem pembelajaran inferior kulit gelap.

The Wall, dapat jadi ialah tembok yang buat kita tersisihkan di sesuatu tempat serta durasi. Lagi brick in the wall merupakan kita, banyak orang yang jadi tembok itu ataupun justru mereka, banyak orang yang membuat kita tereleminasi serta merasa tidak sebaiknya terletak di situ. Tetapi bila kamu memandang penjepit videonya, dimana ialah tipe siklus balik dari film Pink Floyd The Wall, kita hendak menciptakan pemahaman lain. Dimana lagu itu menceritakan mengenai makar anak sekolah yang menyangkal suatu sistem pembelajaran yang kelu, formalistik, serta pembelajaran yang penuh dengan ancaman.

Guru ataupun dosen dengan daulat paling tinggi di kategori serta sekolahan sering menimbulkan semacam kediktatoran di ruang- ruang berlatih. Perihal itu menimbulkan kategori apalagi sekolah jadi tempat mengerikan buat dikunjungi. Mereka merasa, sekolah seharusnya memanusiakan orang, bukan justru menghasilkan partisipan ajar selaku manusia mesin yang wajib menjajaki otoritarianisme yang mengatakan diri selaku guru. Belum lagi bila mangulas badan pengajar yang fokus mengecap lulusannya selaku baut- baut pelopor aset. Serta kayaknya perihal itu sedang relate sampai hari ini.

Baca Juga : Pink Floyd Bank Rock Paling Sukses

– Senantiasa fenomenal
Tidak hanya kedua album di atas, sedang terdapat sebagian album lagi yang tidak takluk hebat. Misalnya saja album Animals yang termotivasi dari roman buatan George Orwell bertajuk Animal Farm. Album itu melukiskan kelas- kelas sosial dengan ikon sebagian binatang. Yang pula ialah kepribadian yang dapat dikatakan serupa dalam roman, ialah Babi, Anjing, serta Biri- biri. Album ini ialah kritik kepada kapitalisme. Beliau dengan lumayan nyata melukiskan kehancuran sosial dan akhlak warga dalam laris kehidupan jelas. Yang oleh salah seseorang pengarang berkata situasi orang serupa dengan fauna semata. Mereka melukiskan kalangan terpandang, kapitalis serta politisi kotor dalam metafora melirik Dogs yang melukiskan aksi pihak- pihak yang mencederai keyakinan warga yang sudah menyakini dan menentukannya.

Terdapat pula album Dark Side of the Moon yang memforsir para pendengarnya merasa takut sekalian terkesan kepada investigasi melodi kompleks yang telah jadi karakteristik khas dari Pink Floyd. Pink Floyd sekali lagi membuktikan alangkah titik berat hidup yang sempat mereka lakukan membuat mereka mewujudkan album yang sedemikian itu dekat dengan situasi dekat tetapi pula tidak mengawang- awang. Ini ialah nada hal kedekatan orang serta ruang yang dalam. Sesudah album itu, setelah itu bermunculan album- album lain yang pula tidak tertinggal mengkampanyekan aksi anti- perang serta anti- penindasan. Semacam misalnya lagu Us and Them dalam album Dark Side of the Moon yang menyangkal perang Vietnam.

Terbebas dari bermacam bentrokan yang melampiri band ini sampai kesimpulannya bermukim reruntuhan, karya- karyanya sedang senantiasa populer serta kekal sampai saat ini. Tidak sedikit pula yang sedang relevan dengan situasi yang legal hari ini. Ini menyiratkan kalau bumi dengan beraneka ragam kemajuannya dalam banyak aspek, tampaknya sedang banyak pandangan yang belum pula beralih dari tempatnya, malah terus menjadi menciptakan metode terkini buat melakukan cerdik. Serta pandangan yang tidak banyak berganti serta kian cerdik itu tidak lain ialah banyak orang yang tidak terharu, yang senantiasa melaksanakan skedul busuk di tengah endemi hari ini. Sedangkan mereka merancang skedul busuk di bagian hitam bulan, tetaplah kalian jadi berlian- berlian yang senantiasa bercahaya jelas melawan seluruh ketertindasan.

Pink Floyd Bank Rock Paling Sukses
Blog

Pink Floyd Bank Rock Paling Sukses

Walau diawali dengan kata pink, yang berarti warna merah muda, bukan berarti Band ini berisikan gadis-gadis rupawan. Nama Pink berasal dari Pink Anderson, sedangkan Floyd berasal dari nama Floyd Council, keduanya adalah musisi blues. Band ini justru beraliran rock dengan gaya rocker khas tahun 60-an, dengan lagu-lagunya yang bertema psychedelic dan blues. Dibentuk tahun 1966, era dimana musik rock sedang digemari, dengan melodi gitar yang melengking, mereka berhasil memecahkan rekor dengan album The Dark Side of the Moon (1973).

Syd Barrett menjadi pendiri dan vokalis awal di Pink Floyd, ditemani juga oleh Bob Klose, Roger Waters, Richard Wright, dan Nick Mason. Bob Klose kemudian keluar lebih dulu. Dengan album pertamanya yang berjudul The Piper at The Gates of Dawn. Kemudian karena alasan pribadi, Syd Barrett mengundurkan diri dan digantikan oleh vokalis baru yaitu David Gilmour. Disisi lain, penulis utama mereka bernama Roger Waters. Lalu album mereka ke-8 The Dark Side of the Moon mereka dirilis, hingga mendapatkan perhatian besar dari masyarakat luas. Dilanjutkan dengan album ke-9 yang bernama Wish You Were Here, yang juga menuai kesukesan.

Pink Floyd Bank Rock Paling Sukses

Meski banyak orang beranggapan bahwa musik mereka aneh, namun anggapan itu dipatahkan dengan bukti kesuksesan mereka. Lagu-lagu yang sulit dicerna, eksperimen mereka yang berani, yang pada akhirnya membuat ciri khas tersendiri untuk Band tersebut. Seperti album ke-11 mereka yang berjudul The Wall, kembali meraih kesuksesan dengan 23 platinum dalam angka penjualan, yang isinya berupa kritikan sosial dan politik yang terjadi saat itu. Pada momen-momen runtuhnya tembok Berlin, lagu-lagu dalam album itu bahkan dibawakan oleh banyak artis, dalam rangka merayakan keruntuhan itu.

Di awal tahun 1996, mereka masuk dalam jajaran musik Rock and Roll Hall of Fame. Dengan anggota yang hanya menyisakan David Gilmour, Rick Wright, dan Nick Mason sejak mereka merilis album dengan judul The Division Bell tahun 1994. Dengan berbagai kontroversinya, Band ini akhirnya juga dikenal sebagai Band anti-Israel. Bagi Roger Waters, tembok Berlin yang memisahkan Jerman Timur dan Barat, tidak lebih kejam daripada dinding Israel di wilayah Palestina.

Tidak hanya menyoal tentang masalah politik dan sosial, Pink Floyd juga sering memberikan lirik yang dalam tentang kehidupan. Seperti lirik dalam lagu Us & Them, lagu dari album The Dark Side of the Moon adalah lagu paling mellow, sekaligus paling depresif. Ada pula lagu berjudul Dog dalam album Animals, dimana lagunya sangat panjang, dan berisikan sindiran untuk pengusaha agen slot online yang terus memperkaya diri dengan mengorbankan orang lain.

Selalu kritis dan peka terhadap sosial. Waters bahkan pernah menulis lagu bertemakan pendidikan Inggris kala itu. Dalam lagunya ia memprotes para guru yang hanya menyuruh muridnya tenang, alih-alih memberikan mereka pelajaran. Adapula lagu berjudul Money, masih dari album The Dark Side of the Moon, isinya mengkritik bagaimana uang adalah simbol dari kerasukan. Meski dengan lagu Money, mereka justru mendapatkan lebih banyak uang karena kesuksesan.

Pink Floyd menjadi Band terbesar di dunia. Menjadi Band pionir dalam musik progresif dan psychedelic. Kini mereka sudah menikmati kesuksesan dengan sejarah mereka. Gitar-gitar yang pernah dipakai oleh Gilmour bahkan dilelang untuk kepentingan sosial. Diumur mereka yang semakin menua hingga hari ini, tampaknya mereka terus memperhatikan gejolak dunia, termasuk perang dan masalah kemanusiaan lainnya.

Album Terbaik Dari Pink Floyd Yaitu Animals
Album

Album Terbaik Dari Pink Floyd Yaitu Animals

pinkfloyd-co – Penilaian balik Animals, dalam bagan keramaian 40 tahun. Awal kali Kamu mengikuti Animals merupakan salah satu momen yang menempel pada Kamu. Kamu tidak sedemikian itu percaya kenapa, namun ingatan penuh emosi mengenai perihal itu berkeliaran di sistem Kamu, semacam menciptakan bukti mengenai Bapa Natal ataupun menekuni perkata bentakan awal Kamu. Untuk aku, itu terjalin 2 tahun kemudian; Aku lagi bersandar di kamar aku serta berbohong membaca buat suatu artikel, memainkan Comfortably Numb( The Wall, 1979) berkali- kali. Tadinya aku sudah membagikan album keterangan yang hangat di telepon pada ayah aku, serta ia selaku balasannya membagikan sebagian kebijaksanaan bijaksana, semacam yang kerap dicoba papa: Kamu tidak bisa membuang kuping Kamu di Tembok. Jadi, janji aku membuat diskografi Pink Floyd ditolak, serta menciptakan Animals lagi menunggu.

Album Terbaik Dari Pink Floyd Yaitu Animals – Pada dikala aku sudah melaksanakan pelanggaran irasional pada evaluasi papa aku mengenai The Wall, album harapan radio rock semacam pentas Another Brick In The Wall( Bagian 2)( Kita tidak menginginkan pembelajaran/ Kita tidak tidak butuh pengawasan benak). Namun lekas sehabis awal aku mencermati Animals, aku mulai merasa kehabisan nilai dengan Pink Floyd. Tembok itu semacam gapura Floyd, itu bukan alibi Kamu bermukim. Animals tidak bisa menawarkan pendengarnya hit 3 menit yang kokoh ataupun drama lucu yang bagus; Itu meludahkan toksin anom serta mencarik- carik Kamu. Animals merupakan fauna liar dari suatu album, serta inilah kenapa album terbaik mereka:

Album Terbaik Dari Pink Floyd Yaitu Animals

Album Terbaik Dari Pink Floyd Yaitu Animals

Animals menaiki tempat berarti dalam asal usul prog- rock, jadi, ingin tidak ingin ini merupakan album rancangan. Dengan cara longgar didasarkan pada Animal Farm George Orwell, itu membalikkan visi anti- Stalinis Orwell serta melukiskan warga yang terfragmentasi dengan cara seram di dasar jempol kapitalisme. Tetapi ini bukan usaha Orwellian di selama garis abnormal Diamond Dogs buatan David Bowie( yang pula mau mengganti Nineteen Eighty- Four jadi musikal). Terdiri dari 5 lagu, inti dalam yang padat serta hitam dari 3 lagu ialah inti dari album ini. Tiap- tiap( Anjing, Babi, serta Biri- biri) berjalan lebih dari 10 menit, serta mangulas golongan sosial yang berlainan.

Ekspedisi yang diplot pada Animals berjalan semacam ini: Anjing menggantikan kategori menengah ambisius yang kejam, yang dieksploitasi oleh politisi yang ambruk dengan cara akhlak( babi) selaku senjata pengawasan kepada massa pekerja yang tunanetra serta tidak bingung( domba). Pandangan Pink Floyd menggapai klimaksnya dengan berisik pikuk biri- biri buat berdaulat, menanggulangi babi yang mengucurkan batang dingin bagian cermin serta anjing yang lalu berbohong/ kalau seluruh orang dapat dibuang. Ini merupakan parabel yang bersahabat, namun Floyd buatnya amat individu. Dikecualikan siapa juga dalam perang salib sinis tanpa henti, Roger Waters, pengarang lagu penting album, dirinya timbul selaku anjing yang sungkan:“ Aku wajib membenarkan kalau aku sedikit bimbang/ Sering- kali untuk aku seakan aku cuma dipakai( pada Anjing).

Politik abrasif Waters bisa jadi nampak semacam sedikit orang, serta memanglah sedemikian itu. Animals merupakan serangannya yang sangat kejam, yang meninggalkan fluiditas samar- samar dari Bagian Hitam Bulan serta pendahulunya yang tidak lekang oleh durasi buat suatu yang lebih langsung. Pada Babi( 3 Yang Berlainan), Waters mencerca penggerak akhlak Mary Whitehouse selaku game serta tikus kota yang besar hati dengan rumah, serta Biri- biri menyindir Mazmur 23 Tuhan merupakan gembalaku, saya tidak ingin. Kekhususannya berarti kalau Animals bersuatu jauh lebih bagus dari album rancangan Pink Floyd yang lain: Ini merupakan visi mereka yang sangat kohesif, serta 2 bagian dari Pigs on the Wing yang membingkai Animals membagikan keseimbangan yang amat diperlukan buat kekejaman dengan cara totalitas. Romansa simpel pada gitar akustik memotong rasa pahit, serta dengan cara tidak tersangka menerangkan kembali angka cinta.

Namun Kamu tidak wajib berlangganan pemikiran politik Floyd buat menghormati Animals. Metode Animals memenangkan Kamu merupakan lewat marah, bukan alibi. Dendam getir Waters menggelegak dalam inti album, serta bisa jadi beberapa ialah respon kepada asal- usul aksi punk pada durasi itu. Membekuk sebagian antusias menekur yang mengilhami Johnny Rotten dari The Sex Pistols buat menggunakan gamis Pink Floyd yang sudah ia lenyap dengan perkata Saya benci, Animals meninggalkan rasa puas diri dari rock yang termotivasi poppy 60- an. Ini mempunyai api punk, namun mengekspresikan dirinya dengan lebih lancar. Anjing meledak:” Kamu wajib diyakini oleh banyak orang yang Kamu bohongi/ Alhasil kala mereka memunggungi Kamu/ Kamu hendak menemukan peluang buat menikamkan pisau”, kemudian beralih ke slide Dave Gilmour- solo gitar yang melolong serta berteriak semacam busana punk 80- an yang agresif. Amarah melayang ke kesedihan dikala lagu berjalan, kesimpulannya menggapai kesimpulan yang seram dari” cuma orang berumur yang pilu/ Seorang diri serta sekarat sebab kanker… tertarik oleh batu”.

Baca Juga : Perilisan Remix Stripped-Back Pink Floyd Yaitu ‘Learning to Fly’

Daya marah dalam Animals pula mengakomodasi bagian yang lebih abnormal dalam nada Floyd. Misalnya, gemerincing mesin kasa di Duit( The Dark Side of The Moon) terkadang dikritik selaku kecoh muslihat– namun di mari Floyd mengedarkan bagian elektronik dengan rasa ironi, semacam gerutuan kasar babi yang membuka Babi( Three Different Ones) membuat kontras yang brilian dengan kata hati hening sekumpulan di Biri- biri. Tetapi, mereka malah lalu menantang gairah daya ini. Banyak aktivitas yang hening dari anak buah dibatalkan, serta revolusi dipadati dengan kebahagiaan yang tidak teratasi hingga kesimpulannya” Berdarah serta mengoceh kita jatuh di lehernya dengan jeritan/ Gelombang untuk gelombang penjawab edan/ Berjajar dengan gembira pergi dari ketidakjelasan ke dalam mimpi”. Ini merupakan daya anom Floyd di puncaknya.

Animals pula ialah album terakhir yang mempunyai kesamaan dalam arah inovatif Floyd. 2 album adiratna, The Dark Side of The Moon( 1973), serta Wish You Were Here( 1975), sudah meyakinkan kalau Pink Floyd sanggup melaksanakan keadaan hebat tanpa kepemimpinan Syd Barrett; Namun perampasan kewenangan selanjutnya antara Waters serta Gilmour yang pada kesimpulannya hendak menimbulkan perceraian mereka( yang ironisnya dipanggil The Akhir Cut), belum menggapai puncaknya. Sedangkan penggilingan kapak politik Waters memimpin Animals, ia sedang lumayan fleksibel buat membolehkan solo Gilmour yang luar lazim macet serta mengangkat bunyi penting di Dogs. Dengan mengeluarkan album mereka selanjutnya, The Wall, Waters sedemikian itu kokoh alhasil produsernya Bob Ezrin menggambarkannya dengan cara terbuka selaku pengacau. Pukulan kencang Waters pada pengawasan inovatif hendak memperparah ikatan di dalam band, serta memandang Pink Floyd mengulangi tema politik yang serupa lagi, tanpa suar ataupun kecerdasan Animals.

Animals merupakan ruang dengung buat kekacauan sosial di tahun 70- an. 40 tahun lalu, itu sedang berikan kita banyak santapan buat dipikirkan. Selaku buatan nada, itu terhormat. Selaku buatan parabel politik, itu tidak sepadan serta kasar. Tetapi suatu dalam distopia yang dicerminkan Waters sedang bersuara bertahun- tahun setelah itu.

Perilisan Remix Stripped-Back Pink Floyd Yaitu ‘Learning to Fly’
Lagu

Perilisan Remix Stripped-Back Pink Floyd Yaitu ‘Learning to Fly’

pinkfloyd-co – Kala Pink Floyd umumkan perilisan boxset terkini, sering- kali penggemar yang berfinansial biasa- biasa saja hanya dapat belai dada. Serupa perihalnya semacam‘ berita bahagia’ yang satu ini, mereka hendak mengeluarkan boxset terkini berisikan rekaman dari tahun 1965- 1972. Boxset yang diberi titel The Early Years 1965- 1972 ini berisikan remix, rekaman di sanggar, hingga B- side, tahap radio, serta rekaman performa langsung. Paket menggoda ini dinilai$550. 00 ataupun dekat Rp 7, 2 juta. Keseluruhan lama dari nada dalam boxset ini merupakan dekat 11 jam, sedangkan buat film menggapai 14 jam. Seluruh itu dapat dinikmati dari 27 cakram padat yang mereka memuat dalam boxset ini. Dari panjangnya lama barusan, ada lebih dari 7 jam audio yang tadinya belum diluncurkan, tercantum lagu bersama Syd Barrett dari tahun 1967—“ Vegetable Man” serta“ The Beechwoods”. Mereka pula melibatkan“ Moonhead” yang dimainkan di tv BBC, kala pendaratan orang awal di bulan, tahun 1969.

Perilisan Remix Stripped-Back Pink Floyd Yaitu ‘Learning to Fly’Pink Floyd akan merilis remix yang disederhanakan dari album 1987 mereka, A Momentary Lapse of Reason, yang baru-baru ini muncul di box set mereka, The Later Years, sebagai rilisan sendiri musim gugur ini. Untuk perilisan, pentolan David Gilmour dan insinyur Andy Jackson mengonfigurasi ulang album dari awal, dengan bantuan Damon Iddins, menyingkirkan banyak rambu-rambu Eighties (seperti drum yang sangat bergaung) dan meningkatkan kontribusi mendiang keyboardist Floyd, Rick Wright. Ini juga menampilkan bagian drum yang baru direkam oleh band Nick Mason. Album ini adalah rumah bagi single “Learning to Fly,” “On the Turning Away,” dan “One Slip.”

Perilisan Remix Stripped-Back Pink Floyd Yaitu ‘Learning to Fly’

Perilisan Remix Stripped-Back Pink Floyd Yaitu 'Learning to Fly'

Sebuah video baru untuk “Learning to Fly,” yang merupakan Lagu Rock Mainstream Nomor Satu setelah dirilis, menampilkan bagaimana mereka membangun kembali lagu tersebut menjadi sesuatu yang lebih intim daripada rekaman aslinya. Rilisnya, sekarang disebut A Momentary Lapse of Reason: Remixed & Updated, akan keluar bulan depan.

Rilisan fisik, keluar 29 Oktober, akan tersedia di vinyl, CD, dan CD combo set dengan DVD atau Blu-ray yang menampilkan stereo dan campuran 5.1. Edisi LP akan menjadi rilis cakram ganda pada vinil 45 rpm untuk suara yang disempurnakan. Versi digital juga akan tersedia pada 19 Oktober dalam format baru Sony, 360 Reality Audio, yang dimaksudkan untuk meniru pertunjukan langsung menggunakan suara spasial 360 derajat, dan dalam UHD dan Dolby Audio. Band ini bermaksud untuk menampilkan semua albumnya dalam format ini. Video “Belajar Terbang” mensimulasikan 360 Reality Audio untuk siapa saja yang mendengarkan dengan headphone.

“Beberapa tahun setelah kami merekam album, kami sampai pada kesimpulan bahwa kami harus memperbaruinya agar lebih abadi, menampilkan lebih banyak instrumen tradisional yang kami sukai dan lebih terbiasa kami mainkan,” kata Gilmour dalam sebuah pernyataan. . “Ini adalah sesuatu yang kami pikir akan bermanfaat. Kami juga mencari dan menemukan beberapa bagian keyboard Rick yang sebelumnya tidak digunakan, yang membantu kami menghadirkan getaran baru, perasaan baru untuk album ini.”

“Saya pikir ada elemen membawa album kembali ke masa lalu dan mengambil kesempatan untuk menciptakan suara yang sedikit lebih terbuka — memanfaatkan beberapa hal yang telah kami pelajari dari memainkan begitu banyak album secara langsung selama dua tur besar-besaran,” kata Mason. . “Saya menikmati merekam ulang trek drum dengan waktu studio yang tidak terbatas. Momentary Lapse telah direkam di bawah tekanan dan batasan waktu yang cukup besar, dan memang beberapa mixing terakhir dilakukan pada saat yang sama dengan latihan untuk tur yang akan datang. Itu juga bagus untuk memiliki kesempatan untuk meningkatkan beberapa pekerjaan Rick. Sekali lagi, gelombang positif dari teknologi mungkin saja telah memberikan terlalu banyak peluang digital untuk menguasai perasaan band. Semoga itu salah satu manfaat dari remix ini!”

Baca Juga : Wish You Were Here Album Dari Pink Floyd Yang Banyak Mempunyai Banyak Cerita

Selain audio remix, rilisan ini juga menampilkan artwork remix. Aubrey “Po” Powell dari firma desain Hipgnosis, yang Storm Thogersonnya mendalangi banyak sampul album ikonik Pink Floyd, menggali gambar yang tidak terpakai dari pemotretan sampul untuk proyek tersebut. “Saya ingin memperbarui gambar ikonik 500 tempat tidur yang dirancang oleh mitra saya di Hipgnosis, Storm Thorgerson,” kata Powell. “Saat melihat-lihat arsip, saya menemukan versi di mana laut merambah di lokasi syuting, tepat sebelum Storm menutup tembakan karena khawatir dia akan kehilangan semua tempat tidur. Saya juga ingin membuat sesuatu yang lebih dari microlight. Tidak ada bidikan pesawat dalam jarak dekat, jadi saya memburu satu yang serupa tapi berwarna putih, dan meminta Peter Curzon memperbaiki badan pesawat dengan pewarnaan yang tepat — merah — lalu melepaskan cahaya mikro ke dalam gambar di posisi depan. David Gilmour dan Nick Mason memberikan persetujuan mereka dan, voila, pendekatan baru untuk favorit asli.”

Rilisan Blu-ray dan DVD menampilkan dua video untuk “Learning to Fly,” serta cuplikan dari pemotretan sampul album. Mereka juga berisi film layar konser untuk “Signs of Life,” “Learning to Fly,” dan “Dogs of War,” serta wawancara dengan Gilmour dan Thorgerson dan audio langsung dari konser Atlanta pada tahun 1987 dari “The Dogs of War,” “On the Turning Away,” dan “Run Like Hell.”

Dalam ulasan 2019, Rolling Stone memuji campuran baru. “Momentary Lapse baru tidak tenggelam di Eighties reverb seperti aslinya (jika ada, musiknya sekarang terdengar lebih berselera dengan drum yang lebih nyata oleh Nick Mason dan mengembalikan garis synth analog Rick Wright) tetapi lagu itu sendiri tidak ada berbeda,” kata ulasan itu. “Cut penutup album, ‘Sorrow,’ sekarang terdengar lebih minim – lebih seperti bagaimana Gilmour melakukannya secara live dalam beberapa tahun terakhir – dan itu lebih menyakitkan.”

Wish You Were Here Album Dari Pink Floyd Yang Banyak Mempunyai Banyak Cerita
Lagu

Wish You Were Here Album Dari Pink Floyd Yang Banyak Mempunyai Banyak Cerita

pinkfloyd – Wish You Were Here ialah album studio yang kesembilan oleh band rock Inggris Pink Floyd, dikeluarkan pada 12 September 1975 melalui Harvest Records dan Columbia Records, luncurkan dini mereka untuk yang terakhir. Berasal pada materi yang disusun Pink Floyd disaat nampak di Eropa, Wish You Were Here direkam dalam berbagai langkah sepanjang tahun 1975 di Abbey Road Studios di London.

Wish You Were Here Album Dari Pink Floyd Yang Banyak Mempunyai Banyak Cerita – Tema album tercantum kritik kepada bidang usaha nada, keterasingan, serta apresiasi pada badan penggagas Syd Barrett, yang berangkat 7 tahun tadinya dengan kesehatan psikologis yang memburuk. Semacam rekaman mereka tadinya, The Dark Side of the Moon( 1973), Pink Floyd memakai efek studio serta synthesizer. Biduan pengunjung tercantum Roy Harper, yang memuat bunyi penting di” Have a Cigar”, serta Venetta Fields, yang meningkatkan bunyi latar ke” Shine On You Crazy Diamond”. Buat mengiklankan album, band ini mengeluarkan single A- side dobel” Have a Cigar”/” Welcome to the Machine”.

Wish You Were Here Album Dari Pink Floyd Yang Banyak Mempunyai Banyak Cerita

Wish You Were Here Album Dari Pink Floyd Yang Banyak Mempunyai Banyak Cerita

Wish You Were Here menyambut tinjauan beraneka ragam dari para komentator pada rilisnya, yang menyangka musiknya tidak menginspirasi serta lebih kecil dari buatan mereka tadinya. Album ini dengan cara retrospektif menyambut aplaus kritis, dipuji selaku salah satu album terbanyak sejauh era, serta diambil oleh kibordis Richard Wright serta gitaris David Gilmour selaku album Pink Floyd kesukaan mereka. Itu menggapai no satu di AS serta Inggris, serta industri benih Harvest, EMI, tidak bisa penuhi permohonan. Semenjak itu, rekaman itu sudah terjual lebih dari 20 juta kopi.

– Hal yang melatar belakangi
Selama tahun 1974, Pink Floyd membuat sketsa tiga komposisi baru, “Raving and Drooling” (yang akan menjadi “Sheep”), “You Gotta Be Crazy” (yang akan menjadi “Dogs”) dan “Shine On You Crazy Diamond”. Lagu-lagu ini dibawakan selama serangkaian konser di Prancis dan Inggris, tur pertama band ini sejak The Dark Side of the Moon tahun 1973. Karena Pink Floyd tidak pernah mempekerjakan seorang humas dan menjauhkan diri dari pers, hubungan mereka dengan media mulai memburuk. Mason kemudian mengatakan bahwa ulasan kritis NME oleh pemuja Syd Barrett, Nick Kent, mungkin memiliki pengaruh dalam menjaga band tetap bersama, saat mereka kembali ke studio pada minggu pertama tahun 1975.

– Konsep yang ada pad album Wish You Were Here
Wish You Were Here merupakan album kedua Floyd dengan tema abstrak serta ditulis segenap oleh Roger Waters. Ini memantulkan perasaannya kalau pertemanan yang sudah melayani band itu, pada dikala itu, beberapa besar tidak terdapat. Album ini diawali dengan awal instrumental yang jauh serta diakhiri dengan melirik buat” Shine On You Crazy Diamond”, suatu apresiasi buat Syd Barrett, yang kendala mentalnya sudah memaksanya buat meninggalkan tim 7 tahun tadinya. Barrett dikenang dengan penuh kasih dengan perkataan semacam” Ingat kala Kamu sedang belia, Kamu bercahaya semacam mentari” serta” Kamu mencapai rahasia sangat kilat, Kamu meratap buat bulan”.

Wish You Were Here pula ialah kritik kepada bidang usaha nada.” Shine On” melewati lembut ke” Welcome to the Machine”, suatu lagu yang diawali dengan pintu terbuka( ditafsirkan oleh Waters selaku ikon temuan nada serta perkembangan yang dikhianati oleh pabrik nada yang lebih terpikat pada keserakahan serta keberhasilan) serta diakhiri dengan acara, yang terakhir menandakan” minimnya kontak serta perasaan jelas di antara banyak orang”. Begitu pula,” Have a Cigar” meledek pabrik rekaman” kucing gendut” dengan melirik yang mengulangi gerakan pengulangan yang didengar oleh pendatang terkini yang lagi naik daun di pabrik rekaman, serta tercantum persoalan” omong- omong, yang mana Pink?” menanya dari band pada paling tidak satu peluang. Melirik lagu selanjutnya,” Wish You Were Here”, berkaitan bagus dengan situasi Barrett ataupun dengan dualitas kepribadian Waters, dengan keserakahan serta tekad yang berjuang dengan kasih cinta serta idealisme.

” Aku mempunyai sebagian kritik kepada Dark Side of the Moon…” tutur David Gilmour.“ Satu ataupun 2 alat transportasi yang bawa ilham tidak semantap ilham yang mereka membawa. Aku pikir kita wajib berupaya serta bertugas lebih keras buat menjodohkan ilham serta alat transportasi yang membawanya, alhasil mereka berdua mempunyai mukjizat yang sama… Ini suatu yang dengan cara individu aku sorong kala kita membuat Wish You Were Here.”

Baca Juga : Satu Satunya Jejak Yang Ada Pada Syd Barret Di Pink Floyd

Alan Parsons, karyawan insinyur EMI buat album sanggar Pink Floyd tadinya, The Dark Side of the Moon, menyangkal buat lalu bertugas dengan mereka. Tim ini sempat bertugas dengan insinyur Brian Humphries di More, direkam di Pye Studios, serta lagi pada tahun 1974 kala beliau mengambil alih insinyur konser yang tidak profesional. Oleh sebab itu, Humphries merupakan opsi natural buat melakukan modul terkini band, walaupun, selaku orang asing dengan set- up Abbey Road EMI, beliau menemui sebagian kesusahan dini. Pada satu peluang, Humphries dengan cara tidak terencana mengganggu backing track buat” Shine On”, buatan yang Waters serta drummer Nick Mason sudah habiskan berjam- jam buat menyempurnakannya, dengan dengung. Semua bagian wajib direkam balik.

Sesi untuk Wish You Were Here at Abbey Road’s Studio Three berlangsung dari Januari sampai Juli 1975, merekam empat hari setiap minggu dari 14:30 sampai larut malam. Kelompok ini pada awalnya merasa sulit untuk merancang materi baru, terutama karena keberhasilan The Dark Side of the Moon telah membuat keempatnya terkuras secara fisik dan emosional. Keyboardist Richard Wright kemudian menggambarkan sesi ini sebagai “jatuh dalam periode yang sulit”, dan Waters mengingatnya sebagai “menyiksa”. Mason menemukan proses perekaman multi-track berlarut-larut dan membosankan, sementara Gilmour lebih tertarik untuk meningkatkan materi band yang sudah ada. Gilmour juga menjadi semakin frustrasi dengan Mason, yang pernikahannya gagal telah menyebabkan rasa tidak enak badan secara umum dan rasa apatis, yang keduanya mengganggu permainan drumnya.

Humphries memberikan pandangannya mengenai sesi-sesi yang sulit ini dalam sebuah wawancara tahun 2014: “Ada hari-hari ketika kami tidak melakukan apa-apa. Saya tidak berpikir mereka tahu apa yang ingin mereka lakukan. Kami memiliki papan dart dan senapan angin dan kami akan memainkan permainan kata ini, duduk-duduk, mabuk, pulang dan kembali keesokan harinya. Hanya itu yang kami lakukan sampai tiba-tiba semuanya mulai beres.”

Baca Juga : Mengulas Grub Band Pop El Canto del Loco

Setelah beberapa minggu, Waters mulai memvisualisasikan konsep lain. Tiga komposisi baru dari tur tahun 1974 setidaknya merupakan titik awal untuk album baru, dan “Shine On You Crazy Diamond” tampaknya merupakan pilihan yang masuk akal sebagai inti dari karya baru tersebut. Sebagian besar merupakan bagian instrumental dua puluh menit-plus yang mirip dengan “Echoes”, frase gitar empat nada pembuka mengingatkan Waters tentang hantu mantan anggota band Syd Barrett. Gilmour telah menyusun frasa itu sepenuhnya secara tidak sengaja, tetapi didorong oleh respons positif Waters. Waters ingin membagi “Shine On You Crazy Diamond”, dan memasukkan dua lagu baru di antara dua bagiannya. Gilmour tidak setuju, tetapi kalah suara tiga banding satu. “Welcome to the Machine” dan “Have a Cigar” adalah serangan terselubung pada bisnis musik, lirik mereka bekerja dengan rapi dengan “Shine On” untuk memberikan ringkasan yang tepat tentang naik turunnya Barrett; “Karena saya ingin sedekat mungkin dengan apa yang saya rasakan … semacam melankolis yang tak terdefinisikan dan tak terhindarkan tentang hilangnya Syd.” “Raving and Drooling” dan “You’ve Got To Be Crazy” tidak memiliki tempat dalam konsep baru, dan disisihkan hingga album berikutnya, Animals 1977.

Satu Satunya Jejak Yang Ada Pada Syd Barret Di Pink Floyd
Artikel Sejarah

Satu Satunya Jejak Yang Ada Pada Syd Barret Di Pink Floyd

pinkfloyd-co – 49 tahun yang lalu, persisnya pada tanggal 5/8/1967, Pink Floyd mengeluarkan album awal mereka yaitu The Piper at the Gates of Dawn. Album ini meluncur sehabis 2 single yang diluncurkan mereka di tahun yang serupa ialah Arnold Layne serta See Emily Play mendulang berhasil. Lagu- lagu di album itu antara lain Astronomy Domine, Lucifer Sam, Mathilda Mother, Flaming, Bike, The Gnome, The Scarecrow, Intersteller Overdrive. Tahun 1967 merupakan tahun berarti untuk band yang beranggota Roger Water( player bass), Richard Wrigth( player keyboard), Nick Mason( player drum) serta Syd Barret( player gitar). Mereka merupakan mahasiswa arsitektur, melainkan Barret yang ialah mahasiswa seni muka. Mereka sedang berkedudukan mahasiswa kala masuk ke pabrik nada.

Satu Satunya Jejak Yang Ada Pada Syd Barret Di Pink Floyd – Sesudah pengeluaran single Arnold Layne, Pink Floyd menyiapkan album awal mereka sejauh Februari sampai Mei 1967. Di bulan terakhir rekaman album awal mereka, singel See Emily Play pula direkam serta tidak kalah berhasil. Ketenaran band ini pasti kian terangkat dengan album pertamanya. Saat sebelum Agustus 1967, banyak orang cuma ketahui single mereka saja. Singel Arnold Layne, yang direkam dini tahun 1967, walaupun berhasil di no 20 tangga lagu Inggris, namun tidak diputar BBC. Lagu itu dikira asusila. Sedangkan single See Emily Play nangkring di no 6 tangga lagu terbaik inggris.

Satu Satunya Jejak Yang Ada Pada Syd Barret Di Pink Floyd

Satu Satunya Jejak Yang Ada Pada Syd Barret Di Pink Floyd

– Pelopor pada Psichedelict Rock
Semenjak awal sejarahnya, musik pada Pink Floyd tidak saja memperkenalkan suara gitar, bass serta drum semacam mayoritas band rock and roll di era itu. Tahun 1950 sampai 1960an merupakan era untuk gerakan musik itu. Sehabis 1965, sebagian band yang dikira rock mulai bereksperimen membuat nada yang kira- kira psikedelik. Raksasa rock and roll bumi, The Beatles, tidak tertinggal membuat album psikedelik. The Beatles juga merekam album Sgt. Peppers Lonely Hearts Club Band, yang diluncurkan sebulan lebih kilat dari The Piper at the Gates of Dawn. Album itu direkam di tempat yang serupa, Abbey Road Studio, di London, yang legendaris itu. 8 dari sebelas lagu di album The Piper at the Gates of Dawn ditulis oleh Syd Barret. Kepala karangan album ini didapat dari judul bab yang ada di dalam buku narasi anak The Wind in the Willows.

Pink Floyd merupakan band yang terperangkap pada lirik asmara, apalagi sehabis Syd Barret tidak di Pink Floyd lagi. Tetapi, tidak seluruh ucapan mengenai cinta yang cengen. Terdapat pula lagu Pink Floyd yang telah menggugat dunia pembelajaran, Another Brick in the Wall( 1979). Bersama kawan- kawannya di Pink Floyd, Syd Barret, dikira salah satu peletak dasar nada psychedelict rock. Nada yang dikira selaku nada orang mabuk ataupun tergila- gila obat bius. Nada ini mempelajari efek- efek suara lain di luar bass, drum, gitar ataupun keyboard. Liriknya kerap kali terkesan mendalam, kadangkala agung. Album itu merupakan racikan dari sebagian berbagai nada serta dinobatkan selaku album psikedelik terbaik dari Inggris. Bagi Graham Betts dalam Infographic Guide To Music( 2014), album ini cuma terjual 60 ribu potong saja. Walaupun dikira album terbaik sebab kepeloporannya dalam gerakan psichedelict rock, namun penjualannya sedang takluk jauh larisnya dibanding album yang lain.

Setelah pada album The Piper at the Gates of Dawn( 1967), nilai pemasaran album Pink Floyd belum sangat besar. A Saucerfull of Secret( 1968) terjual 60 ribu, More( sountrack film More tahun 1969) 100 ribu. Merambah tahun 1970- an, pemasaran album mulai mendobrak nilai jutaan. Terdapat Ummagamma( 1969) 1, 16 juta potong, Molekul Heart Mother( 1970) 1, 35 juta potong, Middle( 1971) 2, 4 juta potong, Obsecured by Clouds( 1972) 56ribu potong, Dark side of the Moon( 1973) menggapai 50 juta potong, Wish You Were Here( 1975) 20 juta potong, Animals( 1977) 6 juta, The Wall( 1979) 33 juta potong, The Akhir Cut( 1983) 2, 5 juta potong, The Division Bell( 1994) 6 juta potong. Album terakhir Pink Floyd, Endless River( 2014) terjual 1, 3 juta potong.

Baca Juga : Beberapa Album Lagu yang Dimiliki Pink Floyd

– Lucy in the Sky with Diamond
Sejauh dari pembuatan album The Piper at the Gates of Dawn, Syd Barret komsumsi sangat banyak obat bius atau dengan nama lain yaitu narkoba. Gaya narkoba kala itu merupakan LSD, yang dicap selaku obat psikedelik. LSD kerap diucap selaku Lucy in the sky with diamond. Beatles menjadikannya kepala karangan lagu dalam album Sgt. Peppers Lonely Hearts Club Band. Pink Floyd memakai frase itu dalam lagu Let There Be More Light yang diluncurkan tahun 1968. Bukan rahasia lagi bila anak band dekat dengan narkoba. Di masa Syd Barret belia, LSD bersama mereka. Sebagian musisi besar di masa angkatan bunga dekat 1969, populer selaku pemadat. Sebagian julukan besar di masa angkatan itu, semacam Jimi Hendrix, Janis Joplin ataupun Jim Morisson, merupakan para pengguna obat bius, yang belum lama meninggal pada umur muda.

LSD tidak cuma digunakan oleh Barret. Para penonton Pink Floyd pula kerap menikmatinya sejauh Pink Floyd main dalam konser mereka. Musik Pink Floyd memanglah nada buat mabuk dengan obat bius. Rock yang dihidangkan Pink Floyd, bukan buat berjengkek- jengkek, tetapi buat bebas serta fly. Barret kerap bereksperimen dengan obat- obat ilegal, yang belum lama dikira mengganggu jaringan otak sampai memadamkan produktivitasnya. Tetapi, perihal itu tidak membuat orang yang mengerti nada melupakannya sehabis ditendang dari Pink Floyd. Kala banyak orang mulai berkreasi di umur 21 tahun, Syd Barret malah beku sehabis umur 21 tahun. Syd Barret kesimpulannya tidak dapat lagi diharapkan, bagus di atas pentas ataupun di sanggar buat menulis lagu.

Baca Juga : Asal Usul Bentuknya Grup Band Pop Spanyol La Oreja de Van Gogh

Kesimpulannya, Syd didiamkan tidak timbul. Teman sekolahnya, David Gilmour, yang tidak takluk ahli darinya dalam main gitar, menggantinya main gitar. Berikutnya, David merupakan gitaris Pink Floyd sampai hari ini. Barret cuma bermukim hikayat hidup saat sebelum kepergiannya di tahun 2006. Sehabis tidak lagi di Pink Floyd, Barret luang mengeluarkan 2 album solo dengan dorongan Gilmour serta yang lain. Sehabis Barret ditendang, ketenaran Pink Floyd sesungguhnya bertambah. Kedudukan Roger Water dalam penyusunan lagu- lagu Pink Floyd kesimpulannya berkuasa. Sampai Water sempat bersikeras dengan Gilmour. Water juga cabut cari Pink Floyd. Gilmour serta yang yang lain mengeluarkan lagu atas julukan Pink Floyd. Barret sedang menyambut bayaran atas album The Piper at the Gates of Dawn. Atas jasanya, lagu shine on you crazy diamond juga didedikasikan buat Syd Barret oleh kawan- kawan Pink Floyd- nya.

Beberapa Album Lagu yang Dimiliki Pink Floyd
Lagu

Beberapa Album Lagu yang Dimiliki Pink Floyd

Beberapa Album Lagu yang Dimiliki Pink Floyd

Lagu Lagu Terbaik Yang Dimiliki Oleh Pink Floyd

1. “Empty Spaces,” The Wall (1979)
pinkfloyd-co – Instrumen menakutkan yang bagus saat tekanan mulai mendekati Pink kecil yang malang, tapi itu benar-benar hanya ada untuk menyiapkan “Young Lust” — dan memberi Roger Waters royalti penerbitan lagi. Inilah sedikit trivia penulis lagu-royalti, jika Anda peduli: Secara kasar, dengan The Wall, Waters hampir pasti memegang rekor rejeki nomplok penulis lagu terbesar dari satu album dalam sejarah rock. Dengan banyak fragmen pendek seperti “Empty Spaces,” ia memiliki setara dengan 24 kredit penulisan lagu solo di The Wall, yang, dengan lebih dari 30 juta kopi terjual di seluruh dunia, berada di 20 album terlaris sepanjang masa. . Tidak ada album lain yang dekat dengan udara murni yang memiliki begitu banyak kredit penulisan lagu dari satu orang. Sekali lagi, mengingat perawakannya, dia seharusnya menghasilkan 3 sen per lagu, atau total sekitar 75 sen, per rekaman yang terjual. Katakanlah CBS memiliki batasan pada poin penerbitan yang menurunkannya sebesar 10 sen. (Tarif luar negeri bervariasi, tentu saja, tapi dia mungkin mendapat lebih dari itu setidaknya di Eropa, di mana penulis lagu mendapatkan 10 persen dari harga grosir.) Enam puluh lima sen kali 30 juta kopi terjual cukup dekat dengan $ 20 juta dalam royalti penulisan lagu kotor. dari hanya satu rilis album. Itu mungkin sama dengan apa yang dia hasilkan dari menjadi anggota band, dan dia memiliki poin royalti sebagai produser sebagai tambahan.

2. “Jembatan yang Terbakar”, Tertutup oleh Awan (1972)

Beberapa Album Lagu yang Dimiliki Pink Floyd– Sementara Pink Floyd harus diberi pujian untuk improvisasi dan kesenangan aural yang kadang-kadang dihasilkan, terutama dalam pengaturan langsung, tidak jelas bahwa salah satu dari mereka, di awal karir mereka, berpikir di luar kotak secara musikal. Contohnya adalah komposisi Wright/Gilmour yang malas ini. Wright, yang dianggap sebagai senjata musik rahasia band, jarang menghasilkan lagu yang bagus. Sangat jelas betapa sederhananya akord dan progresinya. Liriknya semua tentang “ikatan kuno” dan “kandang emas.” Di satu sisi, mungkin ini tidak lebih buruk daripada rasa malu seperti “Moonchild” Crimson, tetapi orang-orang itu benar-benar hebat. Ini terasa tanpa tujuan dan tidak kreatif.

3. 14 trek The Endless River (2014)
Album asli terakhir Pink Floyd adalah The Division Bell; beberapa tahun yang lalu, bagaimanapun, datang ini, sebuah album yang benar-benar tidak ada yang pernah meminta. Wright meninggal pada tahun 2006; dikandung sebagai semacam penghormatan kepadanya dan disebut sebagai album terakhir Pink Floyd, itu adalah dua disk yang sebagian besar didasarkan pada demo keyboard Wright yang telah tergeletak di sekitar band, dibalut dengan Gilmour bermain gitar dan Mason bermain drum di atasnya. Anda akan ingat bahwa trek-trek ini mati-matian sekali untuk menghasilkan materi yang layak untuk Selang Sesaat, tetapi tidak berhasil. Anda mungkin berpikir bahwa tidak mungkin ada trek yang lebih baik yang entah bagaimana terabaikan; Anda akan benar. Anda akan lebih bosan membaca tentang mereka daripada saya menulis tentang setiap trek, jadi mari kita tempelkan 14 trek dalam satu grup di sini. Lagu terakhir, “Louder Than Words,” adalah lagu yang nyata, dan tidak buruk. Terlepas dari kenyataan bahwa The Endless River adalah lelucon bagi para penggemar band, itu tetap terjual sekitar 2,5 juta di seluruh dunia.

Baca Juga : Roger Waters Seorang Yng Ikut Andil Dalam Berjayanya Pink Floyd

4. “Apakah Ada Orang Di Luar Sana?” Tembok (1979)
Lagu penunjuk waktu dari The Wall, dengan segmen gitar klasik yang diperluas. Pink di balik tembok, meminta bantuan. Dalam film itu berakhir dengan adegan yang sangat sinematik Bob Geldof mencukur dadanya. Pemirsa yang tidak curiga tidak akan tahu bahwa ini adalah referensi Syd Barrett: Selama perekaman Wish You Were Here, seorang pria aneh muncul di ruang kontrol di Abbey Road. Dia gemuk dan pendiam, dengan celana berikat tinggi di atas perutnya, kepala dan alisnya dicukur. Butuh beberapa saat sebelum teman-temannya yang hancur mengenali mantan teman satu band mereka.

5. “Orang-orangan Sawah,” The Piper at the Gates of Dawn (1967)
Banyak — banyak sekali — perkusi imut, yang lolos untuk eksperimental pada masa itu. Syd Barrett dibesarkan di Cambridge, yang relatif terlindungi dari kerusakan akibat perang terhadap Inggris. Dia mengenal Gilmour dan Waters sejak usia muda. Waters, yang bersekolah di sekolah arsitektur di London, bergabung dengan band dengan keyboardist Wright dan drummer Mason dan akhirnya membawa Barrett masuk. Kelompok itu menjadi sangat “kreatif” — mereka akan memainkan “Louie Louie” selama 30 menit , berimprovisasi — tetapi segera menemukan diri mereka mengikuti jejak Barrett yang karismatik. (Barrett membaptis mereka dengan Pengalaman Pink Floyd; ini segera dipersingkat, tetapi Anda masih dapat menemukan referensi kontemporer untuk band sebagai “The Pink Floyd.”) Dia adalah sosok protean yang menarik – griffin rock-and-roll kosmik, dibuat dari bagian yang sama Ray Davies, Sebastian dari Brideshead, Morrissey, dan Lewis Carroll — dianggap oleh semua orang sebagai brilian dan menawan. Kreativitasnya yang luar biasa sejak awal dibuktikan dalam hal-hal seperti buku buatan tangan yang berjudul Kentut Nikmati. Ini adalah salah satu lagu lapis kedua miliknya. Semua triknya ada di sini; baris-baris yang penuh dengan kata-kata, ritme yang tidak rata dan sisi-sisi kecil gay, kekaguman pada dunia yang menakjubkan di sekitar kita. Semuanya baik-baik saja tetapi dia bisa melakukan jauh lebih baik.

Baca Juga : Mengulas Grup Band Pop Spanyol La Oreja de Van Gogh

6. “Sysyphus, Bagian 1-4,” Ummagumma (1969)
Dimulai dengan berat dan berat, lalu dengan cepat menjadi ringan, dengan beberapa denting piano. Dan kemudian terus berlanjut — berat tetapi terhenti, seperti elang laut yang tergantung tak bergerak di udara — lebih dari empat “bagian.” Kontribusi Wright pada disk kedua Ummagumma menunjukkan batas kemampuannya. Dia adalah seorang pianis, dan seorang kibordis, tidak diragukan lagi. Tetapi perbedaan antara mengetahui cara bermain piano, bahkan dengan baik, dan membuat karya solo 15 menit yang layak untuk didengarkan (dan membuat orang membayar) adalah lompatan yang sangat besar. Anda dapat menertawakan Rick Wakeman atau Keith Emerson, atau bahkan Tony Banks, dari Genesis; tetapi mereka adalah pemain yang sangat berat, signifikan, bahkan spektakuler. Wright kemudian akan menulis beberapa atau tiga lagu bagus — salah satunya menjadi lagu penting di TDSOTM. Tekstur dan kreativitasnya pada piano, organ, dan synthesizer mengubah banyak trek grup dan beberapa yang terbaik. Tapi dia tidak punya urusan menulis epos 15 menit yang direkam. Dan salah satu anak laki-laki Cambridge di band itu seharusnya memberitahunya cara mengeja Sisyphus.

Roger Waters Seorang Yng Ikut Andil Dalam Berjayanya Pink Floyd
Artikel

Roger Waters Seorang Yng Ikut Andil Dalam Berjayanya Pink Floyd

pinkfloyd-co – George Roger Waters yang lahir di Surrey, di Inggris, pada tanggal 6 September 1943; baya 77 tahun merupakan pemusik rock yang berasal dari Inggris, seorang penyanyi, player gitar serta gitar bass, pengarang lagu, serta komponis. Sepanjang jadi player bass serta vokalis Pink Floyd antara tahun 1965- 1985, Waters pula menulis lagu buat mengambil alih kedudukan Syd Barrett. Album rancangan Pink Floyd semacam Animals, The Wall, Dark Side of the Moon, serta The Akhir Cut merupakan buatan pandangan Waters. Selan itu, Waters menghasilkan simbol- simbol Pink Floyd yang populer semacam Babi Pink Floyd and martil berjajar.

Roger Waters Seorang Yng Ikut Andil Dalam Berjayanya Pink Floyd – Sehabis pergi dari Pink Floyd, Roger Waters menciptakan 3 album sanggar, serta tampak dalam konser memiliki The Wall Concert in Berlin tahun 1990. Pada tahun 2005, Waters menghasilkan album rock opera bertajukÇa Ira. Sedang pada tahun yang serupa( 2 Juli 2005), Waters serta Gilmour tampak bersama di London selaku Pink Floyd dalam konser Live 8. Konser Live 8 merupakan performa awal Roger Waters bersama Pink Floyd sehabis 24 tahun tidak tampak bersama.

Roger Waters Seorang Yng Ikut Andil Dalam Berjayanya Pink Floyd

Roger Waters Seorang Yang Ikut Andil Dalam Berjayanya Pink Floyd

– Kisah pada masa kecilnya hingga beranjak dewasa pada tahun 1943 sampai dengan tahun 1965
Waters dilahirkan selaku George Roger Waters pada Great Bookham, yang ada pada Surrey, yang berada di dekat Leatherhead, serta dibesarkan di Cambridge, yang ada di negara Inggris. Bapaknya, Eric Fletcher Waters merupakan seseorang komunis serta pengikut pasifisme yang kokoh, tetapi ikut dalam Perang Bumi II serta yang gugur pada Pertempuran Anzio di thn 1944. Pada durasi itu, Roger sedang bocah berumur 5 bulan.

Waters dengan cara tersirat menulis kesedihan atas kehabisan si papa dalam lagu- lagu yang ditulisnya. Album The Akhir Cut( 1983) dipersembahkan untuk bapaknya yang gugur dalam pertempuran, serta sedemikian itu pula” When the Tigers Broke Gratis” yang awal kali digunakan dalam tipe layar luas The Wall. Melirik yang ditulis Waters kerap berjudul ketidakpercayaan kepada kewenangan, spesialnya penguasa, institusi pembelajaran, serta tentara. Tema- tema semacam ini tersirat dalam melirik” When the Tigers Broke Gratis” yang ialah mimik muka Waters atas dedikasi percuma bapaknya di Anzio.

Waters bersama Syd Barrett berpelajaran di Morley Memorial Baru School di Hills Road, Cambridge. Keduanya kemudian melanjutkan ke SMA, Cambridge County School for Boys( saat ini diucap Hills Road Sixth Form College). Di jalur yang serupa ada sekolah David Gilmour( The Perse School). Waters berjumpa Nick Mason serta Richard Wright sewaktu kuliah di Regent Street Polytechnic bidang arsitektur. Waters tadinya suka sekali olahraga, serta kerap berenang di Bengawan Asi, Grantchester Meadows. Pada umur 15 tahun, Waters jadi pimpinan golongan YCND kota Cambridge yang menuntut perlucutan senjata nuklir.

– Masuknya pada era Pink Floyd pada tahun 1965 sampai dengan tahun 1985
Pada thn 1965, Roger Waters bersama Syd Barrett, Richard Wright, serta Nick Mason mendirikan Pink Floyd( sehabis tadinya bertukar- tukar julukan serta personel, amati Pink Floyd). Barrett menulis nyaris seluruh lagu, sebaliknya Waters cuma menulis lagu” Take Up Thy Stethoscope and Walk” pada cakram gelap kesatu The Piper at the Gates of Dawn. Album ini banyak menyambut aplaus serta melontarkan julukan Pink Floyd. Keberhasilan Pink Floyd membuat kesehatan jiwa Syd Barrett terus menjadi menyusut serta kelakuannya terus menjadi tidak terkendali. Situasi psikologis Syd buatnya tidak dapat diharapkan selaku vokalis penting serta gitaris pada Pink Floyd. Waters mendesakkan Barrett buat menempuh pengobatan psikiatris tetapi tidak sukses. David Gilmour dimohon buat mengambil alih Syd Barrett di akhir 1967. Mantan administrator Pink Floyd apalagi meragukan Pink Floyd dapat menjaga keberhasilan tanpa kemampuan berseni Syd Barrett. Waters berupaya mengambil alih posisi Barrett, serta mulai mengetuai cara berkesenian Pink Floyd yang terkini. Di dasar Gilmour serta Waters, Pink Floyd meninggi ke pucuk kemasyhuran serta diketahui di semua bumi. Sampai saat ini, serangkaian album Pink Floyd dari tahun 1970- an sedang dipuji komentator nada, serta album Pink Floyd masuk catatan album sangat laris dalam asal usul pabrik rekaman.

Baca Juga : Mengenal C. Tangana Sebagai Grub Hip Hop Di Spanyol

Tahun 1970, Waters membuat album soundtrack Music from” The Body” dengan dibantu komponis Inggris Ron Geesin. Album itu beberapa besar bermuatan nada instrumental diramu dengan lagu- lagu buatan Waters. Ron Geesin tadinya sempat menolong Pink Floyd sewaktu menulis lagu” Molekul Heart Mother” buat album bertajuk serupa. Sewaktu sedang bersama Pink Floyd, Waters menulis nyaris semua lagu- agu Pink Floyd, sembari dengan cara kasar berupaya menggenggam kontrol cara berkarya di dalam tim. Rancangan tematis Waters dijadikan alas untuk album rancangan semacam The Dark Side of the Moon serta Wish You Were Here. Waters menulis seluruh melirik serta beberapa nada buat kedua album itu. Sehabis ciptaannya teruji berhasil, Waters dinaikan pengarang penting lagu- lagu Pink Floyd. Beberapa besar aransemen nada buat album Animals serta The Wall ditulis sendiri oleh Waters, meski sedang bertugas serupa dengan Gilmour pertanyaan penyusunan nada.

Waters umumnya ditulis selaku player gitar bass serta vokalis, tetapi sesungguhnya Waters pula dapat memainkan gitar listrik. Pada album Animals, Waters memainkan rhythm guitar buat lagu” Pigs( Three Different Ones)” serta” Sheep”. Tidak hanya itu, Waters pula sempat meningkatkan synthesizer and tape effect buat lagu- lagu Pink Floyd tadinya. Dalam karir solonya, Waters kerap memainkan gitar akustik di pentas, spesialnya buat lagu- lagu dari album The Akhir Cut.

Sepanjang sedang diberi peluang mengamalkan ilham bermusik, teman- temannya tidak menentang Waters mengetuai rancangan bermusik mereka, serta menulis melirik buat lagu- lagu Pink Floyd. Di tengah bentrokan hebat di antara keduanya pada tahun 1995, Gilmour sedang menyanjung Waters selaku” motivator yang amat cerdas serta nyatanya seseorang pengarang melirik yang hebat.” Sebagian lagu Pink Floyd yang amat terkenal, semacam” Echoes”,” Time”,” Us and Them”,” Wish You Were Here”, serta” Shine On You Crazy Diamond” ialah sinergi antara melirik yang runcing serta nada khas Gilmour yang melodis, ditambah bogem mentah drum Nick Mason yang halus serta apik, dan game kibor Richard Wright yang bergaung. Lagu” Us and Them” diawali dengan nada instrumental game kibor Wright yang halus, tetapi karam ke dalam kesedihan sehabis merambah bagian melirik antiperang yang ditulis Waters. Sayangnya, ikatan sempurna silih berikan serta menyambut dengan cara lambat- laun jadi retak. Waters menyebutnya selaku akibat kejenuhan psikologis dalam bermusik. Julukan inventor lagu jadi pangkal pertengkaran di antara mereka.Gilmour yang merasa bahwa kontribusinya dalam beberapa lagu( misalnya” Another Brick in the Wall, Part II” yang mencolok dengan gitar solo Gilmour) tidak membuat namanya ditulis berlaku seperti arsitek lagu di balut album. Nick Mason menulis hal pertengkaran antaranggota Pink Floyd dalam memoar Inside Out: A Perorangan History of Pink Floyd. Waters menuliskan bahwa kerap berkarakter egomania. Pada waktu saat terjadinya rekaman album The Wall, Waters mengakhiri untuk memecat Wright. Penyebabnya, kasus orang yang dirasakan Wright dikira pengaruhi metode pembuatan album. Sesudah itupu terjadi Wright pun terus bermain dengan Pink Floyd berlaku seperti musisi honorer.

Album The Akhir Cut diluncurkan tahun 1983, serta ialah album kerjasama Waters, Gilmour, serta Mason yang terakhir. Meski diterbitkan selaku album Pink Floyd, di bungkus album ditulis selaku” A requiem for the post war dream by Roger Waters, performed by Pink Floyd”(” Requim buat mimpi yang terjadi setelah perang kepada Roger Waters, dibawakan oleh Pink Floyd”). Album The Akhir Cut ialah album Pink Floyd dengan nilai pemasaran sangat kecil serta serupa sekali tidak menciptakan singel. Gilmour berupaya menunda cara rekaman album hingga dirinya menemukan inspirasi terkini, namun Waters menyangkal. Insiden ini selesai dengan bubarnya Pink Floyd semacam diumumkan Waters pada tahun 1985. Sehabis terdapat upaya dari pihak Gilmour buat lalu memakai julukan” Pink Floyd”, pertengkaran Waters serta Gilmour bersinambung di majelis hukum serta alat massa. Perdamaian berhasil sehabis Gilmour serta Mason memenangkan hak pemakaian julukan Pink Floyd selanjutnya hak atas beberapa besar lagu- lagu Pink Floyd. Waters yang memenangkan hak atas album The Wall ( melainkan 3 lagu dituliskan bersamaan Gilmour), Animals, serta The Akhir Cut, selanjutnya ikon Babi Pink Floyd.

Baca Juga : Kritikan Tentang Pendidikan Usang Berkaitan Tentang The Wall Pink Floyd

Untuk penggemar Pink Floyd, album yang dibuat sepanjang Waters serta Gilmour sedang harmonis( 1971- 1979) ialah rentang waktu” klasik” Pink Floyd. Di dalam kajian nada pada akhir tahun 1987, majalah Rolling Stone menulis kalau apabila digabungkan, album solo Waters Radio K. A. O. S. serta album Pink Floyd tanpa Waters A Momentary Lapse of Reason dapat jadi perkembangan album Dark Side of the Moon.

Kritikan Tentang Pendidikan Usang Berkaitan Tentang The Wall Pink Floyd
Artikel Blog

Kritikan Tentang Pendidikan Usang Berkaitan Tentang The Wall Pink Floyd

pinkfloyd-co – Dark Side of The Moon bukanlah salah satunya album yang menghasilkan Pink Floyd selaku sang legenda progressive- rock. Rilisan yang lain yang ikut menemani album itu dalam sebutan best- selling albums of all time tidak lain merupakan The Wall, yang luncurkan pada 23 November 1979. Opera rock The Wall sukses melontarkan kembali julukan Pink Floyd serta pula melahirkan kembali satu lagu hit yang bertajuk Another Brick in the Wall( Part 2), yang pula dengan cara gamblang mempersoalkan alangkah kakunya sistem pembelajaran dikala itu.

Kritikan Tentang Pendidikan Usang Berkaitan Tentang The Wall Pink Floyd – Ditulis oleh salah satu personelnya, Roger Waters, Another Brick in the Wall( Part 2) dikira selaku suatu lagu pujian pemberontak yang bisa dipakai buat melanda keburukan sesuatu sistem pembelajaran. Tidak cuma itu, melirik yang menarik dari lagu itu pula sering dipakai buat menentang beberapa sistem pembelajaran khusus yang diamanatkan oleh penguasa alhasil sebagian negeri yang tergelitik, semacam Afrika Selatan, terdesak mencegah lagu itu buat diputar di radio.

Kritikan Tentang Pendidikan Usang Berkaitan Tentang The Wall Pink Floyd

Kritikan Tentang Pendidikan Usang Berkaitan Tentang The Wall Pink Floyd

– Apa itu The Wall album dari Pink Floyd?
The Wall adalah album studio kesebelas oleh band rock Inggris Pink Floyd, dirilis pada 30 November 1979 oleh Harvest dan Columbia Records. Ini adalah opera rock yang mengeksplorasi Pink, bintang rock letih yang akhirnya mengisolasi diri dari masyarakat membentuk dinding figuratif. Album ini sukses secara komersial, menduduki puncak tangga lagu AS selama 15 minggu dan mencapai nomor tiga di Inggris. Awalnya menerima tinjauan yang beragam dari para kritikus, banyak di antaranya menganggapnya berlebihan dan sok, tetapi kemudian menerima penghargaan sebagai salah satu album terbesar sepanjang masa dan salah satu karya terbaik band.

Bassis Roger Waters menyusun The Wall selama tur Pink Floyd tahun 1977 In The Flesh, memodelkan karakter Pink setelah dirinya dan mantan rekan satu band Syd Barrett. Rekaman berlangsung dari Desember 1978 hingga November 1979. Produser Bob Ezrin membantu menyempurnakan konsep dan menjembatani ketegangan selama rekaman, karena band sedang berjuang dengan masalah pribadi dan keuangan pada saat itu. The Wall adalah album terakhir yang menampilkan Pink Floyd sebagai kuartet; keyboardist Richard Wright dipecat oleh Waters selama produksi tetapi tetap sebagai musisi bergaji.

Tiga single dikeluarkan dari album: “Another Brick in the Wall, Part 2” (satu-satunya single nomor satu Inggris dan AS Pink Floyd), “Run Like Hell”, dan “Comfortably Numb”. Dari tahun 1980 hingga 1981, Pink Floyd menampilkan album penuh dalam sebuah tur yang menampilkan efek teater yang rumit. Pada tahun 1982, The Wall diadaptasi menjadi sebuah film fitur yang skenarionya ditulis oleh Waters.

The Wall adalah salah satu album konsep yang paling terkenal.[4] Dengan lebih dari 30 juta kopi terjual, ini adalah album terlaris kedua dalam katalog band (di belakang The Dark Side of the Moon) dan salah satu album terlaris sepanjang masa.[5] Beberapa rekaman dari sesi rekaman digunakan pada album grup berikutnya, The Final Cut (1983). Pada tahun 2000, itu terpilih sebagai nomor 30 di All Time Top 1000 Album Colin Larkin.[6] Pada tahun 2003, 2012, dan 2020, album tersebut dimasukkan dalam daftar album terbaik Rolling Stone sepanjang masa.[7] Dari 2010 hingga 2013, Waters menggelar tur langsung Wall baru yang menjadi tur berpenghasilan tertinggi oleh musisi solo.

Pada tahun 1977, Pink Floyd memainkan In the Flesh Tour, permainan pertama mereka di stadion. Bassis dan penyanyi-penulis lagu Roger Waters membenci pengalaman itu, merasa penonton tidak mendengarkan dan banyak yang terlalu jauh untuk melihat band. Dia berkata: “Ini menjadi acara sosial daripada hubungan yang lebih terkontrol dan biasa antara musisi dan penonton.” Beberapa penonton menyalakan petasan, membuat Waters berhenti bermain dan memarahi mereka. Pada bulan Juli 1977, pada kencan terakhir di Stadion Olimpiade Montreal, sekelompok penggemar yang berisik dan bersemangat di dekat panggung sangat mengganggu Waters sehingga dia meludahi salah satu dari mereka.

Baca Juga : Sosial Politik Kontemporer Yang Ada Pada Perspektif Pink Floyd, 4 Dekade Album Animals

Gitaris dan penyanyi-penulis lagu David Gilmour menolak untuk melakukan encore terakhir dan duduk di papan suara, meninggalkan band, dengan gitaris cadangan Snowy White, untuk berimprovisasi perlahan, sedih 12-bar blues, yang Waters mengumumkan kepada penonton sebagai “beberapa musik untuk pulang ke”. Malam itu, Waters berbicara dengan produser Bob Ezrin dan teman psikiater Ezrin tentang keterasingan dan keputusasaan yang dia alami, dan dia mengartikulasikan keinginannya untuk mengasingkan diri dengan membangun dinding di seberang panggung di antara para pemain—dirinya sendiri, bersama dengan anggota band lainnya. —dan penonton.

We don’t need no education.
We don’t need no thought control.
No dark sarcasm in the classroom.
Teacher leave them kids alone.
Hey! Teacher! Leave them kids alone!
All in all it’s just another brick in the wall.
All in all you’re just another brick in the wall.

Begitulah andaikan bagian melirik yang diserukan oleh band rock asal Inggris itu. Para penggemar serta penafsir melirik silih akur kalau inti dari jeritan buatan Waters dkk itu tidak lain tertuju pada gimana sistem pembelajaran yang terdapat justru membuat anak didik jadi sama serta jauh dari tutur leluasa. Daya cipta mereka dipangkas habis, termakan oleh rasa khawatir hendak merek disiden di ruang kategori.

Lagu lain dalam album The Wall yang pula mempersoalkan sistem pembelajaran merupakan The Happiest Days of Our Lives. Meski bertempo kurang dari 2 menit, The Happiest Days of Our Lives, berlaku seperti lagu yang dalam album pas urutannya saat sebelum Another Brick in the Wall( Part 2), senantiasa mempunyai catatan yang tidak takluk berarti. Bagi beberapa pengertian, Happiest Days of Our Lives melantamkan kalau sistem penataran yang penting serta aristokratis memanglah kerap kali membuat anak didik tidak berani mengutarakan pandangan yang berlainan serta bertabiat menentang, cuma sebab mereka khawatir disalahkan.

Meski telah luncurkan 39 tahun yang kemudian, lirik- lirik itu dirasa sedang relevan bila dijadikan selaku sesuatu wujud keluhan kepada sistem pembelajaran yang legal berusia ini, spesialnya di Indonesia. Kontroversi hal ketidaksetaraan perlakuan, bagus antara dosen dengan mahasiswa ataupun antara guru dengan anak didik, sudah jadi perihal yang umum didengar, kuncinya kala kita melintas di lorong- lorong kedai. Terlebih lagi, aturan- aturan sistem pembelajaran yang dikira revolusioner tampaknya justru terus menjadi memperberat bobot anak didik serta mahasiswa. Seluruh erang kesah anak didik serta mahasiswa itu menghasilkan area sekolah serta kampus agak- agak suatu bui kategori dasar.

Telah tidak asing rasanya bila kita menemui beberapa pengelola kebutuhan akademik yang terkesan besar batin, cuma sebab mereka menggenggam wewenang paling tinggi atas cara berlatih membimbing yang terjalin di area sekolah serta kampus. Belum lagi ditambah embel- embel‘ adat timur’ yang mewajibkan mereka yang diajar buat segan pada yang lebih berumur. Tidak sedikit dari para pengelola kebutuhan akademik itu yang menggunakan adat itu selaku alat pemuas kepribadian abdi serta melepaskan tindakan profesionalnya.

Baca Juga : Mengenal C. Tangana Sebagai Grub Hip Hop Di Spanyol

Daya guru yang bagus sepatutnya memanglah betul- betul mempunyai ketertarikan serta wawasan hendak bumi pembelajaran alhasil apa yang dikerjakannya juga jadi asli sebab kemauan, bukan keterpaksaan. Mereka wajib siuman benar kalau kunci dari sistem pembelajaran yang bagus terdapat pada tangan mereka.

Diharapkan esoknya tidak butuh lagi terdapat lagu- lagu beraroma kritikan pedas kepada sistem pembelajaran di bumi, tetapi cuma terdapat sekumpulan melirik yang memuja gimana sistem pembelajaran itu sendiri sukses diganti oleh seseorang figur pengelola kebutuhan akademik yang mempengaruhi.

Sosial Politik Kontemporer Yang Ada Pada Perspektif Pink Floyd, 4 Dekade Album Animals
Album Artikel

Sosial Politik Kontemporer Yang Ada Pada Perspektif Pink Floyd, 4 Dekade Album Animals

pinkfloyd-co – Seni ialah salah satu alat komunikasi yang dicoba oleh artis lewat karya- karya yang dihasilkannya. Lewat buatan seni, dengan metode serta style khusus, bagus tersirat ataupun tersurat, artis mengekspresikan jiwa serta mengantarkan pesan- pesan bagus berbentuk kritik, pandangan, marah serta perasaan.

Sosial Politik Kontemporer Yang Ada Pada Perspektif Pink Floyd, 4 Dekade Album Animals – Ada pula yang jadi rumor dalam akar buatan yang terbuat oleh artis pula berbagai macam, dimana diinterpretasikan kembali oleh para penikmat seni dengan perspektif yang beraneka ragam pula. Para penikmat serta apresiator kerapkali berupaya beranggapan apa yang jadi akar, arti serta catatan dari si artis. Juga begitu, si artis kerapkali membiarkan para penikmatnya memandang hasil ciptaannya lewat pemahaman individu tanpa membagikan keterangan kejelasan atas buatan yang dibuatnya.

Sosial Politik Kontemporer Yang Ada Pada Perspektif Pink Floyd, 4 Dekade Album Animals

Sosial Politik Kontemporer Yang Ada Pada Perspektif Pink Floyd, 4 Dekade Album Animals

Nada ialah satu agen seni yang tidak dapat bebas dari kehidupan warga modern. Kapanpun serta kapanpun, fibrasi bunyi rekaman yang diperoleh oleh instrumen- instrumen harapan para pemusik. Tidak berlainan dari seni yang yang lain, musikpun ialah salah satu wujud komunikasi penyampaian catatan atas sesuatu rumor dengan relevansi waktu durasi khusus. Mengambil perkataan dari seseorang novelis klasik, Victor Hugo,“ music expresses that which cannot be put into words and that which cannot remain silent” membuktikan kalau dengan nada sesuatu perihal lebih gampang diekspresikan dari memakai perkata dimana tidak bisa pula bagasi mimik muka itu ditahan dalam batin artis itu sendiri. Nada berupaya menyelami sedi- segi kehidupan cocok dengan kemauan batin si musisi.

Satu pandangan kehidupan yang kerapkali jadi karakteristik khas musisi dalam bermusik merupakan isi pandangan politik di dalam karya- karyanya. Ucap saja band- band semacam System of a Down, Rage against the Machine ataupun Green Day. Mereka tidak tidak sering mengangkut rumor politik ke dalam buatan mereka yang apalagi dikatakan dengan cara akurat semacam dikala Green Day melancarkan protesnya dengan cara spesial pada kepala negara tersaring AS Donald Trump lewat film melirik lagu mereka yang bertajuk Troubled Times berawal dari album teranyar mereka dengan judul Revolution Radio. Tetapi, di lain pihak ada pula musisi ataupun golongan musisi yang mengantarkan kritik politiknya dengan metode yang lebih filosofis. Pink Floyd, band hikayat berajaran psychedelic rock asal Inggris ialah salah satu yang lumayan berhasil dalam mengantarkan pemikiran politiknya. Walaupun bukan band ahli politik semacam System of a Down, Pink Floyd yang lebih umum juga mempunyai album yang amat lengket dengan politik. Pink Floyd yang digawangi oleh David Gilmour, Roger Waters, Nick Mason, Rick Wright sudah diputuskan tidak membolehkan buat kembali manggung oleh Gilmour pada 2015. Tetapi, legasi karya- karya legendarisnya senantiasa bertahan serta sedang relevan sampai dikala ini.

Berdialog hal politik, buatan yang diartikan pasti saja album Animals yang diluncurkan pada 23 Januari 1977 oleh Harvest Records di UK serta Columbia Records di AS. Animals ialah album ke- 10 yang ditulis oleh band kelahiran asal London itu. Animals ialah album yang mempunyai karakteristik khas tertentu dibanding dengan album Pink Floyd yang lain dari bidang musikalitas. Tidak hanya itu, album ini pula diisyarati dengan sampulnya yang legendaris, ialah lukisan seekor babi yang lagi melambung di atas Battersea Power Station. Bungkus itu didesain oleh Storm Thorgerson yang ialah kompatriot penting Pink Floyd dalam perihal konsep bungkus album.

Baca Juga : Tetap Abadi Dikenang Selama Puluhan Tahun Kepada Band Pink Floyd

Dari bidang akar, Animals ialah suatu rancangan album yang termotivasi dari roman bertajuk Animal Farm buatan novelis legendaris bernama George Orwell. Album yang amat pekat dengan bahan sosial politik ini, seperti roman Animal Farm pula melukiskan kelas- kelas sosial dengan ikon hewan- hewan. Hewan- hewan berbentuk anjing, babi serta kambing. Dalam Animal Farm, Orwell mengkritisi era rezim komunisme pada masa Joseph Stalin yang pula disimbolkan dengan hewan- hewan dalam peternakan. Pink Floyd sendiri pada dikala itu mengkritisi kapitalisme lewat deskripsi hewan- hewan yang dituangkan dalam judul- judul lagunya ialah Pigs on The Wing Part 1, Dogs, Pigs( Three Different One), Sheep serta Pigs on the Wing Part 2.

Memandang akar serta rancangan Dengan cara totalitas, Pink Floyd melukiskan kalangan terpandang, kapitalis serta politisi kotor dalam lagu Dogs. Dalam metafora melirik Dogs semacam“ you have to be trusted by the people that you lie to, so that when they turn their backs on you, youll get the chance to put the knife in” ditafsirkan perilaku- perilaku pihak yang mencederai keyakinan banyak orang yang sudah menyakininya. Perihal ini ditunjukkan dengan terdapatnya para elit rezim yang malah mencederai warga yang sudah menentukannya. Di masa kontemporer ini, lagu Dogs tetaplah relevan buat melukiskan bentuk politik serta sosial yang terjalin. Becermin pada negara sendiri, Indonesia, lagu Dogs sudah melukiskan banyaknya tokoh- tokoh politik yang memanipulasi kekuasaannya lewat kasus- kasus penggelapan. Dogs pula dengan cara besar melukiskan seluruh figur bagus politik ataupun elit aset yang memerah warga buat kebutuhan individu.

Sedangkan dalam Pigs( Three Different Ones), ditafsirkan sesosok orang yang melaksanakan kelakuan keluhan atas isu- isu khusus. Apalagi, dalam lagu gubahan Roger Waters ini dengan cara akurat dituturkan tutur“ Whitehouse” yang ialah seseorang penggerak sosial yang pada tahun 70an diketahui dengan kelakuan protesnya pada nilai- nilai sosial serta independensi. Beliau menyangkal pandangan- pandangan khusus yang tidak cocok dengan perspektifnya ataupun kelompoknya. Perihal ini salah satunya ditunjukkan kala Whitehouse mrlakukan penobatan keluhan kepada kalangan homoseksual dimana beliau serta kelompoknya membutuhkan dikerjakannya prosekusi kepada kalangan itu. Tetapi aksinya malah kandas sebab tidak mempunyai dasar yang kokoh alhasil beliau menghapuskan cara keluhan itu.

Baca Juga : Mengulas sejarah pop Spanyol dalam 10 lagu

Walaupun tutur Whitehouse dituturkan dengan cara akurat dalam lagu Pigs( Three Different Ones), apabila diamati pada suasana kontemporer dikala ini akar dari lagu itu sedang amat relevan. Perihal ini ditunjukkan dengan banyaknya kelompok- kelompok khusus yang mendesakkan kemauan mereka tanpa menghormati perbandingan. Kelompok- kelompok ini umumnya dipandu oleh figur semacam Whitehouse. Di masa dikala ini, timbulnya kelompok- kelompok radikal global membuktikan relevansi lagu Pigs( Three Different Ones) sedang legal. Kelompok- kelompok radikal semacam ISIS serta KKK ialah ilustrasi yang nyata. Tetapi tidak menyudahi di sana, dikala ini apalagi banyak para“ Whitehouse” yang kerapkali melancarkan kegiatan keluhan atas nilai- nilai yang tidak cocok dengan golongan mereka. Di Indonesia sendiri kelakuan sejenis ini sebagian kali terjalin semacam pelarangan atas pemakaian ciri religius khusus, pelarangan pembangunan tempat ibadah, pelarangan aktivitas adat khusus, pemaksaan golongan atas nilai- nilai khusus tanpa mengetahui pluralitas serta bentuk- bentuk yang lain yang diprakarsai oleh tokoh- tokoh‘ sok revolusioner’ yang kerapkali mengatasnamakan warga besar.

Dalam lagu Sheep, posisi yang ditafsirkan malah kebalikan dengan lagu Dogs serta Sheep yang mengutip posisi para elit yang menyalahgunakan kewenangan serta figur atasan kelakuan. Dengan cara biasa Sheep mempunyai akar yang lebih besar. Sheep malah melambangkan kelompok- kelompok yang jadi korban elit korup yang malah hirau dan pendukung figur sejenis‘ Whitehouse’ yang menutup mata serta kuping mereka. Kalangan ini ditafsirkan dengan segerombol banyak orang yang malah tidak siuman hendak ancaman, tidak mengetahui pengkhianatan atasan opsi mereka ataupun hirau tidak hirau atas pengkhianatan yang terjalin pada mereka dan pendukung kelompok- kelompok khusus yang tanpa estimasi mengecilkan pola pikir mereka serta tidak menggemari terdapatnya campur tangan perspektif lain. Tidak hanya itu lagu ini pula mengkritisi golongan orang yang hidup tanpa hirau area warga sekelilingnya dimana mereka malah padat jadwal melegakan petinggi- petinggi mereka.

Karakter yang ditafsirkan dalam Sheep pasti saja sedang amat relevan dengan kelompok- kelompok warga mayoritas. Perihal ini ditunjukkan dengan tingginya gap dampingi golongan sosial, namun tidak timbul perhatian dari golongan yang lebih besar. Cerminan Sheep pula ditunjukkan dengan golongan warga yang dengan tunanetra menjajaki figur atasan mereka tanpa memikirkan batin batin individu tiap- tiap. Yang menarik dalam Sheep, terdapatnya melirik“ Have you heard the news? The dogs are dead! You better stay home And do as youre told Get out of the road if you want to grow old” bisa dimaknai selaku impian Waters serta kawan- kawan atas terdapatnya golongan warga yang kesimpulannya betul- betul membuka mata serta hirau sampai kesimpulannya menaklukkan Dogs nama lain para penguasa yang korup.

2 lagu pembuka serta penutup album, Pigs on the Wings( Part 1) serta Pigs on The Wings( Part 2) lebih bertabiat sensitif dimana faktor perasaan lebih ditonjolkan oleh Waters selaku penggubahnya. Dalam melirik“ you know that I care what happens to you, and I know that you care for me. So I dont feel alone, or the weight of the stone, Now that Ive found somewhere safe to bury my bone” dimaknai bahw terdapatnya kasus politik serta sosial bisa dituntaskan dengan kepekaan berbentuk cinta. Cinta yang diartikan dalam perihal ini merupakan sesuatu wujud apresiasi tas perbandingan, kelangsungan pada perspektif khusus dan perhatian kepada satu serupa lain. Memandang akar serta catatan yang tercantum dalam Animals sedang relevan sampai 4 dekade paska dirilisnya album ini, hingga rasanya tidak salah bila Animals diucap selaku salah satu buatan nada yang visioner dimana pesan- pesan yang tercantum sedang amat bernilai sampai dikala ini.